Biasanya musik elektronik dance sedikit berseberangan dengan musik underground cadas, mulai dari jenis musiknya, instrumen, skena dan crowd-nya. Superstar di dua genre musik tersebut juga berbeda; yang satunya DJ, sementara yang satunya berformat grup band.
Namun ada juga musisi yang bisa nge-blend antara kedua jenis musik tersebut. Salah satunya adalah DJ Sikh, seorang produser musik yang dikenal di dunia skena tersebut.
Sosoknya pun bukan sekedar DJ sembarangan. Ia dikenal sebagai DJ dan produser musik EDM dan populer di dunia musik Internasional. Ia pernah bermain di festival Internasional, serta menjadi produser musik untuk Rich Brian dan NIKI.
Baca Juga: 'Rumble' Tandai Comeback DJ Skrillex
Meski sudah pernah bermain di festival EDM terkenal, ia juga memiliki harapan untuk bermain di festival metal, mengingat dirinya berangkat dari menggemari musik metal sejak masih muda.
Hal itulah yang ia ungkapkan saat Indozone bertemu langsung dengannya di salah satu bar Helen's Live di Jakarta Selatan, Senin (6/3/2023) lalu. Pria bernama asli Ricky Tjong tersebut menceritakan bila dulunya, ia pernah main band dengan membawakan lagu-lagu metal sebelum jadi Dj.
"Gue waktu SMA itu anak metal banget. Gue cover band Trivium sama teman-teman gue. Ya setelah itu bandnya nggak jalan. Jadinya, gue jadi DJ. Sebenarnya gue kalau bisa nge-band, gue pilih nge-band. Tapi, karena nggak kesampean yah," katanya saat ditemui di sela-sela konferensi pers Hammersonic.
Indozone pun berkesempatan untuk mengajukan pertanyaan saat bertatap muka dengannya. Ia menceritakan dan melabeli dirinya sebagai DJ yang memiliki jiwa anak metal.
"Jadi crowd yang harcore, dubsteps, drum and bass itu crowd heavy metal juga. Jadi, produser-produser (DJ) drum and bass, dubsteps, dan hardcore itu kebanyakan anak metal yang keluar dari band terus menjadi DJ," ujarnya.
Ia pun menyebutkan beberapa nama DJ luar dan dalam negeri yang rata-rata anak metal selain dirinya. Salah satunya DJ House Music Winky Wiryawan yang juga punya band metal.
"Sebenarnya jiwa kita di metal, tapi bikin lagunya kebanyakan electronic," ungkapnya.
Bermain di DJ di dunia skena tersebut, ia pun mengamati interaksi para crowd-nya saat ia manggung. Mau bermain di acara full EDM ataupun metal, selalu ada moshpit, mengingat set di perangkat Dj-nya juga kebanyakan musik metal.
"Crowd gue sama aja sih, moshpit-moshpit juga (gerakan memutar di area penonton). Cuma kalau manggung di Eropa aja agak beda. Kultur di Eropa kalau dengerin musik EDM itu nggak ada moshpit. Bahkan saat manggung mereka nggak fokus ngelihat ke DJ, tapi buat party aja sendiri di tempatnya. Kalau di Indonesia sih sama-sama aja. Tergantung genre electronic dance music-nya aja," tambahnya.
Baca Juga: Polres Jaksel Tangkap DJ Eks Model Berinisial J Terkait Narkoba
