Vokalis band Gigi, Armand Maulana mengatakan, lagu-lagu bertema kemerdekaan atau nasionalisme harus cukup sering diperdengarkan kepada masyarakat, khususnya anak-anak muda.
Armand sendiri mengakui dirinya atau band Gigi belum punya rencana untuk menciptakan lagu dengan tema nasionalisme, karena beberapa alasan.
Menurutnya, membuat lagu bertema nasionalisme punya tantangan tersendiri dan tidak mudah jika dibandingkan dengan lagu-lagu tema lain.
"Sebetulnya gampang-gampang sulit ya. Menciptakan lagu yang liriknya bukan cinta itu memang susah. Ngeri juga kita ngeluarin lagu nasionalisme atau lagu kritik sosial terus tiba-tiba pesannya gak sampai," kata Armand Maulana, melansir ANTARA, Senin.
Lebih lanjut katanya, masyarakat saat ini lebih senang mendengar lagu-lagu dengan lirik cinta karena merasa terwakili oleh lagu tersebut.
"Semua orang mengalami cinta. Yang udah tua aja bisa tetap jatuh cinta apalagi anak-anak muda. Jadi, pasti lirik itu akan lebih diterima," ujar Armand Maulana.
Tak cuma soal lirik, ia juga mengatakan bahwa musisi dan komposer juga harus memberikan usaha lebih ketika mengaransemen lagu, sehingga nantinya mudah diterima oleh masyarakat khususnya kaula muda. Salah satunya, dengan tetap mempertahankan rasa yang pop di dalam lagu-lagu tersebut.
Pria pemilik nama lengkap Tubagus Armand Maulana ini kemudian memberikan beberapa contoh lagu bertema nasionalisme yang sukses, seperti lagu "Bendera" milik grup band Cokelat, "Dari Mata Sang Garuda" milik Pee Wee Gaskins, dan "Garuda di Dadaku" milik Netral.
"Lagu 'Bendera' dari Cokelat, itu kan mengenai nasionalisme. Lagunya enak, aransemennya pas. Jadi sekarang lagu itu tiap 17 Agustus kayak lagu kedua setelah Indonesia Raya," tutur Armand Maulana.
"Nah harusnya digarap seperti itu, tetap dengan jiwa muda, sense of pop yang kuat. Effort-nya memang lebih susah saat membuat lagu itu," tandasnya.
