Sosoknya kini dikenal sebagai Raja Dangdut. Predikat tersebut memang pantas diberikan kepada H Rhoma Irama yang memang memberi warna di musik dangdut yang dulu dikenal sebagai orkes melayu.
Mengutip apa yang ditulis oleh almarhum Denny Sakrie dalam buku '100 Tahun Musik Indonesia,' REhoma Irama telah mengubah wajah dangdut, mulai dari warna musik sampai citra dangdut itu sendiri.
Rhoma berhasil memasukkan elemen rock dalam alunan dangdut. Rhoma Irama yang sangat mengidolakan Ritchie Blackmore dari Deep Purple itu memasukkan melodi gitar rock ke bercampur dengan suara seruling dan tabla.
Semenjak tahun 1974 mulai menulis lagu 'Begadang' sampai saat ini tercatat sudah 700 lagu yang ia tulis. Ia juga memasukkan banyak kritik sosial dan pesan moral dalam lagunya seperti 'Adu Domba,' 'Darah Muda,' dan 'Judi' dan masih banyak lainnya.
Karena isi pesannya itulah, Rhoma Irama tidak lagi disebut superstar yang berjubah glamor seperti yang terjadi pada musisi pop dan rock Indonesia saat itu yang menyadap habis perilaku superstar di dunia barat.
Dalam permainan musik pun, Rhoma irama rajin eksplorasi dalam musiknya. Ia bisa menyuntikkan warna musik lain dalam alunan dangdut. Bila di jazz ada istilah fusion, maka Rhoma Irama juga bisa memadukan
Sehingga kini wajah dangdut terus dikagumi dan menjadi ciri khas Indonesia. Hal itu juga diparesiasi mendiang Denny Sakrie dalam bukunya.
"Pada akhirnya, upaya Rhoma Irama memoderkan wajah dangdut memang berbuah hasil. Dangdut tak lagi dipandang sebelah mata. Dangdut telah menjadi respresentasi Indonesia," tulis pengamat musik tersebut.