Glenn Fredly ikut beraksi dalam konser cinta Beta Maluku, Nyanyian Damai Untuk Indonesia yang dikemas dalam bentuk pentas musikal yang apik dan penuh semangat perdamaian melalui ragam lagu yang ditampilkan. Tak hanya Glenn Fredly, pementasan ini juga dimainkan oleh Butet Kartaredjasa, Agus Noor dan Djaduk Ferianto.
Glenn Fredly menyemarakkan pada parodi kedua. Dia berperan sebagai unsur generasi muda yang meminta hak waris akan esensi sebuah budaya yang bernama Pela Gandong. Ini merupakan filosofi masyarakat Maluku yang berarti kasih sayang dalam perbedaan. Pementasan Ini bukan sebuah konser musik yang biasa yang hanya menampilkan lagu-lagu, tetapi menjadi gambaran sejarah yang tumbuh di masyarakat Maluku.
“Melihat antusiasme masyarakat yang sangat responsif, dan apresiatif dengan apa yang menjadi gagasan Indonesia Kita terbukti dari jumlah penonton yang sangat ramai pada beberapa waktu silam. Pentas Indonesia Kita menampilkan kesenian dan kebudayaan yang menjadi jalan bagi terbangunnya semangat saling menghargai keberagaman. Pertunjukan yang ditayangkan kembali ini semoga dapat menjadi salah satu pengobat rindu bagi pecinta almarhum Glenn Fredly dan refleksi cinta warga Maluku kepada Indonesia melalui nyanyian-nyanyian serta kebudayaan yang tumbuh di masyarakat Maluku,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, saat dikonfirmasi Indozone, Jumat (15/5/2020).
Beta Maluku, Nyanyian Damai Untuk Indonesia juga menampilkan para seniman Maluku, seperti Bing Leiwakabessy, Zeth Lekatompessy, Bob Tutupoli, Barry Likumahuwa dan komedian yang populer di Maluku, Julius Bernhard Makatita atau Om Koko.
Rekaman Beta Maluku, Nyanyian Damai Untuk Indonesia kinibisa disaksikan dari rumah. Rencananya pentas ini bisa disaksikan di akun Instagram @indonesia_kaya pada Sabtu, 16 Mei 2020.
Naskahnya Digarap Butet Kartaredjasa
Rupanya naskah Beta Maluku, Nyanyian Damai Untuk Indonesia ikut dimainkan Glenn Fredly, dibuat Butet Kartaredjasa. Diharapkan, pementasan ini membuat masyarakat makin cinta dengan budaya Indonesia.
“Semangat untuk saling memahami rasa dan selera merupakan pintu masuk untuk terbukanya dialog kebudayaan yang lebih luas. Melalui kesenian dan kebudayaan itulah, gagasan dan ide-ide tentang Indonesia sebagai ‘Rumah Bersama’ yang terus diupayakan dan didialogkan agar Indonesia menjadi rumah yang toleran dan penuh semangat kebersamaan, saling menghormati dan menghargai," ujar Butet Kartaredjasa, tim kreatif Indonesia Kita.
"Filosofi tersebut tergambar dalam pementasan Beta Maluku, Nyanyian Damai Untuk Indonesia yang saya garap di tahun 2011. Saya harap tontonan ini dapat menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat Indonesia yang dapat meningkatkan kecintaan kepada budaya dan keanekaragaman,” tambahnya.
