Panggung Musisi Melawan Rasisme

- Jumat, 23 Agustus 2019 | 14:05 WIB
Ilustrasi/Facebook Putut W Guritno
Ilustrasi/Facebook Putut W Guritno

Isu rasisme yang akhir-akhir ini kembali menggelegar di Indonesia, benar-benar mengoyak kedamaian. Apalagi, isu tersebut muncul di saat bangsa ini merayakan hari kemerdekaannya yang ke-74.

Para musisi Tanah Air, khususnya dari ranah independen, sudah sejak lama menggaungkan perlawanan terhadap aksi rasisme seperti ini. Melalui sejumlah gelaran acara musik, dengan suara lantang, mereka melawan segala isu perbedaan.

Ambil contoh, festival musik metal terbesar di Asia Tenggara, Hammersonic Festival yang digelar di Lapangan D Senayan, Jakarta pada 8 Maret 2015. Menampilkan salah satu band favorit Presiden Joko Widodo, Lamb Of God, acara ini mengambil tema 'Metal Against Racism'.

Pada tahun yang sama, festival musik cadas Rock in Solo (RIS) yang digelar di Lapangan Parkir Stadion Manahan, kota Solo, Jawa Tengah pada 15 November juga menggaungkan tema yang sama "Metal Against Racism".

Pada gelarannya yang kesembilan ini, penyelenggara melakukan kampanye global melawan rasisme melalui musik cadas lewat penampilan beberapa band sangar luar negeri, antara lain Nile, Unearth, dan I Killed The Prom Queen. Juga beberapa band Indonesia semisal  Seringai, Burgerkill, Carnivored, hingga Bankeray.

Sayangnya, dua festival metal besar ini sudah tidak eksis lagi. Tapi, bukan berarti para musisi ikut berhenti menyuarakan anti rasisme. Mereka tetap melakukan perlawanan baik melalui sikap yang ditunjukan melalui media sosial maupun lagu yang mereka bawakan. Seperti Slank dan mantan vokalis BIP, Irang Arkad misalnya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by SLANK band (@slankdotcom) on

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Irang Arkad (@irang22arkad) on

Dan tentunya, kita masih menantikan event-event musik serupa dari berbagai genre agar semua pihak memahami indahnya perbedaan.

Yang #kamuharustau, aksi massa di beberapa wilayah Papua terjadi pada Senin hingga Rabu lalu. Aksi ini menjadi respons masyarakat Papua terhadap tindakan rasisme yang menimpa mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya beberapa hari sebelumnya.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X