Ale Funky, Gitaris Ciamik yang Direkrut Candil Eks Seurieus

- Sabtu, 26 Oktober 2019 | 12:13 WIB
Ale Funky saat tampil bersama Candil di 'Musik Untuk Republik' (Facebook: Ale Funky)
Ale Funky saat tampil bersama Candil di 'Musik Untuk Republik' (Facebook: Ale Funky)

Saat menonton penampilan mantan vokalis Seurieus, Candil, di atas panggung mungkin ada yang bertanya-tanya tentang gitarisnya. Rambut panjang, pirang, dandanan glam metal. Siapakah dia?

Ternyata, pria ini adalah Ale Funky. Gitaris asal Cibinong, Bogor yang pernah menjadi semi finalis Indonesia's Got Talent 2018 dan juara kompetisi gitar berskala nasional, Supergitar Competition 2015.

Ale Funky direkrut Candil untuk melengkapi formasi Rockalisasi - proyek solonya - sejak beberapa waktu yang lalu.

"Sudah hampir setahun saya bergabung dengan Om Candil. Tapi, saya dan proyekan saya sebelumnya, LADA tetap jalan," kata Ale kepada Indozone, Sabtu (26/10).

Ale Funky menjelaskan, bersama Rockalisasi dirinya bukan hanya dilibatkan di atas panggung tetapi juga di dalam studio. Hanya saja, saat ini Candil dkk masih fokus menjalani sejumlah program off-air yang terbilang cukup padat.

"Sejauh ini sih mau manggung-manggung dulu bawain lagu sendiri dan lagu cover. Lagu-lagu Seurieus kayak 'Bandung 19 Oktober', 'Rocker Juga Manusia', dan 'Musik Jazz' juga kami bawain," lanjut Ale Funky.

Kali terakhir Ale Funky tampil bersama Rockalisasi adalah di acara 'Musik Untuk Republik' di Buperta Cibubur pekan lalu. Sedangkan sebagai gitaris solo, baru-baru ini dia sebagai pembuka 'Nick Johnston Asian Tour 2019' di Chic's Music, Jakarta.

Tentang Ale Funky

-
Ale Funky (Facebook Ale Funky)

'Raja Kompetisi’, mungkin itu predikat yang tepat untuk gitaris asal Bogor ini. Tak kurang dari 30 gelar kompetisi – baik sebagai gitaris solo maupun gitaris band – yang diadakan di seputaran Jabodetabek telah disabetnya. Salah satu yang paling fenomenal adalah ketika dia menjadi jawara di kompetisi gitar online terbesar di Indonesia, Supergitar Competition 2015.

Ale Funky pun berhak ambil bagian di album kompilasi “Nothing But Guitar Vol. 3” dengan lagu yang menerbangkannya ke puncak singgasana kompetisi ini, 'Hit The Beat'. 

Ale sendiri sudah mengenal gitar sejak berusia 8 tahun, dan hasratnya makin menggeliat kala melihat kakaknya beraksi di atas panggung memainkan alat musik yang kodratnya bersenar enam itu. 

“Momen yang membuat saya ingin menjadi gitaris adalah ketika melihat kakak pertama saya perform di salah satu acara musik di daerah Depok. Di situ kakak saya bermain gitar dengan gaya ala Slash (Guns N’ Roses). Itulah yang bikin saya suka dan ingin bisa bermain gitar seperti beliau,” kenang gitaris kelahiran 7 Mei 1992.

Kendati tertarik dengan ‘gaya Slash’ yang diperagakan kakaknya, namun gitaris yang dianggap hero oleh Ale justru nama-nama lain. Mereka adalah Paul Gilbert, Edo Widiz, Apoy Wali dan Firman Al Hakim. 

Pengalaman menarik yang didapatkan Ale saat pertama kali bermain gitar adalah ketika ia untuk pertama kalinya tampil di atas panggung. Tepatnya, di acara kelulusan Sekolah Dasar-nya. 

“Saat itu, untuk pertama kalinya guru-guru saya membanggakan bakat bermain gitar saya. Padahal sebelumnya mereka seperti kurang suka kepada saya karena saya bukan termasuk murid yang pintar. Alhamdulillah, sejak saat itu semuanya berubah,” kisah Ale.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X