'25 Tahun AMI Awards', Tulisan Panjang Perjalanan Musik Indonesia Karya Mudya Mustamin

- Selasa, 18 Oktober 2022 | 20:49 WIB
Penulis buku  '25 Tahun AMI Awards' Mudya Mustamin bersama Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards), Candra Darusman. (Instagram/@mudya_mustamin).
Penulis buku '25 Tahun AMI Awards' Mudya Mustamin bersama Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards), Candra Darusman. (Instagram/@mudya_mustamin).

Ada yang nonton AMI Awards 2022 kemarin? Ajang yang baru digelar Kamis (13/10/2022) itu sudah memasuki usia 25 tahun, yang berarti sudah ratusan  musisi Indonesia yang merasakan apresiasi tertinggi untuk insan musik Indonesia.

Tentunya perjalanan panjang Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) tidak serta merta mulus begitu saja. Ada tanjakan terjal dan jatuh bangunnya selama 25 tahun tersebut. 

Nah, semua perjalanan ajang tersebut itu tersaji secara lengkap melalui tulisan dari seorang jurnalis musik senior Mudya Mustamin.  Sebuah buku yang berisi potret perjalanan AMI Awards dirilis pada 13 Oktober kemarin dengan judul "25 Tahun AMI Awards - Memotret Wajah Musik Indonesia" dan diterbitkan oleh Yayasan Anugerah Musik Indonesia.

Ibarat 'Proyek Sangkuriang', Mudya Mustamin hanya butuh waktu sekitar satu setengah bulan untuk merampungkan buku ini. Dari mulai mewawancarai para narasumber utama, melakukan riset data nominasi dan penerima penghargaan dari tahun ke tahun, penulisan naskah hingga pengolahan tata letak semua dilakukan secara cepat.

-
Buku '25 Tahun AMI Awards' karya Mudya Mustamin. (Instagram/mudya_mustamin).

"Sekitar dua minggu yang tersisa, dikosongkan khusus untuk proses cetak. Saya menargetkan, saat malam puncak AMI Awards digelar pada 13 Oktober 2022, buku ini sudah menghiasi selebrasi tahunan bertabur bintang itu," beber pengasuh media daring khusus musik rock dan metal bernama Musikeras itu.

Mudya Mustamin lantas menegaskan, masyarakat luas - dan khususnya para praktisi serta pelaku musik - berhak mengetahui dan memahami perjuangan nyata para pendiri dan pengurus dalam mempertahankan eksistensi AMI Awards. 

Di balik gemerlapnya panggung malam puncak acara akbar ini, dan di antara derasnya kritikan dan cibiran yang kerap menyertai.

"Satu yang pasti, buku ini tentunya masih jauh dari sempurna. Tapi momentum 25 tahun menjadi awal yang baik untuk mulai mengumpulkan dan menata kembali serakan serpihan sejarah penting AMI Awards. Semacam kaleidoskop perjalanan seru dari sebuah ajang pemberian penghargaan musik paling bergengsi di Tanah Air," pria yang juga berperan sebagai manajer band D’Cinnamons itu merinci.

Baca Juga: Tulus Boyong Banyak Piala AMI Awards 2022, Berkat 'Hati-Hati di Jalan' dan Album 'Manusia'

Siapa Mudya Mustamin?

Mudya Mustamin mengawali karir jurnalistik secara profesional sebagai kontributor di Majalah Hai selama setahun (1997-1998), lalu melanjutkan karir di posisi Editor Senior di sebuah tabloid musik “Muda Musika (MuMu)” selama tiga tahun (1999 - 2001). 

Sempat banting stir memproduseri sendiri dua produk rilisan rekaman, yakni album “The Best of Daniel Sahuleka” (2004 - moedyamusic records) yang menjadi salah satu rilisan ‘Best Seller di era itu, serta kompilasi “The Art of Metal” (2004 - Cadaz Records) yang antara lain memuat lagu-lagu metal rilisan Eropa. 

Akhir 2004 ikut merintis terbentuknya majalah musik GitarPlus dan menjabat sebagai Pemimpin Redaksi hingga September 2016. Kini, Mudya mengasuh media daring khusus musik rock dan metal bernama “Musikeras.com” yang ia dirikan pada September 2016 dan merilis album kompilasi “Musikeras Cracked It!” (2018 - demajors). 

Selain tetap menjalani profesi sebagai jurnalis musik, Mudya juga menekuni profesi sebagai manajer D’Cinnamons Band, sebuah grup akustik yang dikenal luas lewat hit “Kuyakin Cinta” dan “Selamanya Cinta”.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X