Gary Glitter, musisi rock asal Inggris yang berkiprah di era 70-80-an ini pernah menyedot perhatian publik pada 2000 silam. Dia terbukti pedofil atas serangkaian kasus pemerkosaan terhadap anak dan remaja.
Kasus Glitter sempat menjadi pemberitaan utama di saat itu. Enggak heran, kasus pedofil ini dianggap sebagai salah satu skandal terbesar yang terjadi di industri musik.
Simpan ribuan foto porno anak
Kasusnya berawal pada 1997, saat itu dia ditangkap kepolisian karena ditemukannya ribuan foto porno anak-anak dan remaja di dalam komputernya.
Baca Juga: Kasus Pedofilia di Palembang Bermodus Top Up Free Fire Ternyata Dilaporkan LSM Amerika
Ini diketahui saat dia membawa hard drive laptop ke pengecer komputer di Bristol untuk diperbaiki. Lalu, kepolisian melakukan penggeledahan di kediamannya di London dan Wedmore.
Atas kejadian ini, pengadilan Bristol menjatuhkan hukuman empat bulan penjara terhadap Glitter, karena terbukti telah mengunduh lebih dari 4.000 foto porno anak dan remaja.
Meninggalkan Inggris karena dibenci publik
Setelah namanya tercoreng, dia memutuskan meninggalkan Inggris setelah bebas dari penjara pada Januari 2000. Dia pergi ke Spanyol dengan kapal pesiar dan memalsukan identitasnya menjadi bernama Larry Brilliante.
Namun, pelariannya itu diketahui bahwa dia seorang pedofil. Lantas dia pergi dari Spanyol, lalu pindah ke Kuba. Setelah itu, dia pindah ke Kamboja.
Baca Juga: Kisah Issac Kappy, Aktor yang Bunuh Diri usai Bersumpah Ada Jaringan Pedofil di Hollywood
Di Kamboja, dia sempat dipenjara karena pelecehan seksual. Dia pun dideportasi dan pindah ke Thailand hingga menetap di Vietnam.
Perkosa sejumlah anak
Pada 2006, Glitter terbukti telah melakukan pelecehan seksual terhadap dua remaja berusia 10 dan 11 tahun di Vietnam, dan dijatuhkan hukuman tiga tahun penjara. Hukuman itu membuatnya harus dideportasi dari Vietnam.
Dalam wawancara dengan BBC News, Glitter membantah bahwa dirinya seorang pedofil dan mengaku tidak pernah melakukan hubungan seks dengan siapa pun di yang usianya di bawah 18 tahun.
