Sejarah Masuknya Genre Musik Rock ke Indonesia

- Selasa, 15 Oktober 2019 | 10:15 WIB
instagram/@elvis
instagram/@elvis

Musik sudah lama menjadi bagian dari kehidupan banyak orang. Musik sendiri menjadi salah satu hiburan yang digunakan orang-orang selain dari televisi dan smartphone. Tapi taukah kamu apa musik sebenarnya? Musik adalah suara yang disusun sedmikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, nada dan keharmonisan dari suara-suara yang dihasilkan oleh alat-alat yang dapat menghasilkan musik.

Di dunia ini ada banyak sekali jenis musik yang lekat dengan telinga kita, misalnya saja musik dangdut, pop, klasik, jazz, reggae, hip hop dan tak ketinggalan rock.

Musik rock sendiri adalah genre musik yang diketahui hadir pada pertengahan akhir tahun 40-an. Genre musik ini awalnya muncul dari rhythm and blues, musik country dari tahun 40 dan 50-an.

-
instagram/@elvis

Di Indonesia sendiri, musik ini mulai masuk pada dekade 1950-an saat demam Elvis Presley. Musik rock yang dibawakan Elvis sampai merambah ke seluruh penjuru dunia, yang kemudian disusul The Beatles dan Rolling Stones pada 1960-an dari Inggris.

Denny Sakrie dalam bukunya yang berjudul "100 Tahun Musik Indonesia", menyebut anak-anak muda kaum menengah ke atas mengenal lagu-lagu rock lewat piringan hitam. Selain piringan hitam, lagu-lagu Chuck Berry, Carl Perkins, Bill Haley and His Comets dan Elvis Presley juga dapat didengar melalui siaran radio luar negeri seperti ABC Australia, Hilversum Belanda dan Voice of America.

-
instagram/@billhaleyofficial

Tak hanya lewat lagu, film musikal berjudul "Rock Around the Clock" (1956) yang menampilkan musisi Bill Haley and His Comet ini juga menjadi jembatan perkenalan anak muda dengan musik genre rock. Kecintaan anak muda terhadap lagu-lagu tersebut dimanifestasikan dalam bentuk orkes-orkes (sebutan band waktu itu) yang membawakan lagu dengan ritmik percampuran rhytm and blues serta country.

Lagu-lagu rock yang ada saat tahun itu tak selalu lagu baru, para musisi tersebut kerap membawakan kembali lagu-lagu lama dengan kemasan yang bercorak rock n roll. Seperti lagu berirama keroncong, Bengawan Solo (1940) ciptaan Gesang, dinyanyikan kembali dengan irama rock n roll oleh Oslan diiringi Orkes Irama Cubana Teruna Ria pimpinan Z. Arifin.

Melihat hal ini, seorang pengarsip musik dari Irama Nusantara David Tarigan mengatakan, lagu yang direkam sekitar 1958 menjadi salah satu bukti bahwa para musisi saat itu berupaya memainkan lagu yang menjadi tren global di eranya. Ia menambahkan sejak kehadiran Elvis Presley, musik rock mengubah kultur anak muda. Cara pendengar mengapresiasi musisi belum fanatik. Rock hadir sebagai paket yang lengkap tidak hanya musik dan lirik tetapi juga gaya hidup.

-
ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa

"Sebelumnya kan tidak ada cewek-cewek teriak-teriak saat menonton musik sampai kleper-kleper. Cara pemujaan baru itu muncul lewat bintang rock," ujar David Tarigan.

David mengatakan di negara bagian Barat, anak muda tidak punya musik bagi generasinya, mereka cenderung mendengarkan musik yang sama dengan orang tuanya karena dianggap tidak punya uang untuk membeli rekaman musik.

Sampai ketika pertama kali Bill Haley mengeluarkan single rock n roll pertama pada 1951 dengan membawakan ulang lagu "Rocket 88" yang ternyata disukai publik Amerika. Bill Haley yang menjadi tonggak sejarah rock and roll pun mencetak rekor dengan lagu "Rock Around the Clock" yang terjual 25 juta keping menurut Guinness Book of World Records.

Sejak saat itulah, para anak muda merasa bahwa musik rock and roll menjadi musik yang mewakili mereka. Mereka dapat melakukan apa saja untuk menikmati musik itu.

"Ternyata anak muda kalau pengen sesuatu tuh ya bisa aja, dan pertama kalinya ada satu gaya baru dalam pemujaan, jadi orang-orang tak hanya mendengarkan lagunya, tetapi juga paket besar yang ditawarkan, ya profilnya, ya orangnya. Anak muda menganut gaya baru itu ya total, seperti bernapas saja," tutur David.

Tak hanya mengubah kultur dalam menikmati musik, rock juga menjadikan anak muda sebagai target pasar hingga merambah ke Indonesia. Selain, Bill Haley dan Elvis Presley, anak muda Indonesia juga mendengarkan musik rock instrument dari band lainnya seperti The Shadows asal Inggris.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X