Cerita J-Rocks, GIGI, dan /rif Rekaman di Abbey Road

- Jumat, 13 September 2019 | 18:34 WIB
The Beatles (Twitter @abbeyroad)
The Beatles (Twitter @abbeyroad)

Tidak mudah rekaman di studio legendaris Abbey Road di Inggris. Selain harus booking jadwal jauh-jauh hari, biaya yang dikeluarkan juga tidak murah.

Drumer GIGI, Gusti Hendy mengatakan kepada Indozone melalui sambungan telepon. Meski tidak mengetahui secara pasti, manajemen GIGI sudah melakukan pencocokan jadwal dengan pihak Abbey Road lebih dari enam bulan sebelum mereka terbang ke London enam tahun lalu.

"Terung terang, kami enggak mikirin apa-apa selain latihan. Biar pas rekaman live di Abbey Road langsung hajar. Urusan nyari jadwal, itu dilakukan manajemen. Tapi setahu gue sih kami latihan aja enam bulan sebelum berangkat ke sana. Jadi, nyari jadwal yang pas itu bisa lebih dari itu, sekitar setahun," kata Hendy.

Yuke A. Nugraha, pihak sponsor yang membiayai J-Rocks pada 2008 juga mengungkap betapa sulitnya rekaman di studio ikonik itu. Melansir berbagai sumber, dia bilang, untuk membawa J-Rocks masuk Abbey Road, dirinya menjalin kontak selama berbulan-bulan. 

"Kebetulan ada lima hari kosong pada pertengahan Oktober yang kalau kesempatan itu lepas, mungkin akan sulit menemukan waktu kosong lagi," kisahnya.

-
Studio 3 Abbey Road (Instagram @abbeyroadstudios)

Selain itu, syarat yang diajukan pihak Abbey Road juga sangat ketat. Salah satunya, meminta surat rekomendasi dari label rekaman besar yang menaungi band yang akan rekaman di sana. 

"Kebetulan kami kan waktu itu pake label sendiri. Mereka butuh perusahaan label besar. Akhirnya kami minta tolong (label) Universal buat merekomendasikan kami. Karena kami pake Studio 2 yang dipakai The Beatles, dan sambil ngambil visual, mereka bener-bener nanya kebutuhan buat apa, lalu ada asuransi kalau ada barang rusak," jelas Hendy.

Lalu, mengapa harus Abbey Road? Bukankah masih banyak studio yang memiliki nilai historis? Gitaris /rif Jikun bilang, pertanyaan yang sama diajukan petugas visa begitu /rif mendarat di London pada 2015. Dan dia mengangap nama besar Abbey Road tetap tak bisa ditandingi studio manapun di dunia.

Apalagi, di lantai basement, ada kantin yang melayani para musisi dan kru yang sedang rekaman di Abbey Road. Kantin itu tembus dengan taman, tempat para musisi dan kru bersantai setelah berjam-jam terbenam dalam kerja kreatif. Inilah yang bikin Jikun makin jatuh cinta kepada Abbey Road.

"After all saya suka Abbey Road Studios karena pelayan kantin yang di lantai basement itu orang yang sama yang ngelayanin almarhum John Lennon. Saya suka bir honeydew-nya. Kaluar kantin ada taman, saya dan Maggi (drum) bisa merokok di sana," kenang Jikun kepada Indozone melalui pesan WhatsApp.

-
Salah satu ruang di Abbey Road Studios (Instagram @abbeyroadstudios)

Saat ini di Abbey Road ada tiga studio di mana urutan studio menunjukkan ukuran ruangannya. Studio 1 yang paling besar, diikuti Studio 2, lalu Studio 3. Namun yang paling legendaris adalah Studio 2 yang digunakan The Beatles.

Di studio inilah GIGI melakukan rekaman album  'Live at Abbey Road'. Dari rencana sembilan lagu menjadi 19 lagu. Lho, kok bisa?

"Hari pertama, karena kepotong seting alat, kami kelar lima lagu dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore. Hari kedua, empat lagu selesai dalam waktu tiga jam. Banyak waktu tersisa akhirnya kami pake rekaman ulang lagu-lagu hits kami sebelumnya," jelas Hendy. Sampai saat ini, album yang memuat lagu-lagu tersebut belum dirilis. 

Sementara itu, J-Rocks dan /rif melakukan rekaman di Studio 3. Mulai pagi hingga sore para personel dua band ini berkutat di dalam studio yang berada paling depan itu. Adapun Studio 1, digunakan untuk proses rekaman yang melibatkan banyak pemain, seperti musik orkestra dan kebutuhan scoring film. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X