Musik Didi Kempot Bisa Dinikmati Orang Non Jawa, Budayawan: Sama Kayak Menikmati KPop

- Sabtu, 9 Mei 2020 | 19:19 WIB
Sosok mendiang Didi Kempot. (Instagram/@didikempot_official)
Sosok mendiang Didi Kempot. (Instagram/@didikempot_official)

Tepat Selasa (5/5/2020) lalu, dunia musik Indonesia baru saja ditinggal dengan salah satu musisi terbaiknya Didi Kempot. Seluruh lapisan masyarakat pun berkabung sekaligus mengenang pergerakan sang almarhum dalam skena musik Indonesia.

Mulai berkarir sebagai pengamen jalanan dan kemudian memperkenalkan musik dangdut dan campur sari dengan lirik lagu cinta yang pilu yang dituturkan dengan baik. Meski menggunakan Bahasa Jawa, lagunya tetap bisa didendangkan meskipun pendengarnya tak semua orang bisa berbahasa Jawa.

Lalu timbul pertanyaan, mengapa lagu berbahasa Jawa dari almarhum bisa dinikmati semua kalangan masyarakat dari lapisan suku lainnya? 

-
Sosok mendiang Didi Kempot. (Instagram/@didikempot_official)

Melalui diskusi 'Didi Kempot dan Kita' di radio Smart FM pada Sabtu, (9/5/2020), pengamat seni dan budaya Wicaksono Adi mengatakan bila ada beberapa faktor yang membuat lagu Didi Kempot bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. 

"Jadi bahasa menjadi tidak ada masalah di sini. Yang tertangkap itu adalah musikalitasnya, tema melankolinya yang tergarap sedemikan rupa sehingga semua orang bisa menertawakan dan menikmati melankolia itu tanpa suatu sikap yang ekstrim, tanpa beban ideologis," ungkap Wicaksono dalam acara diskusi tersebut.

Menurut pengamat budaya yang akrab dipanggil Adi juga mengatakan, histeria yang terjadi dengan fenomena Didi Kempot tersebut berasal dari histeria yang murni dengan pilihan yang terbatas. Karena selama ini histeria tersaji ada embel-embel lain, seperti agama atau politik. 

-
Sosok mendiang Didi Kempot. (Instagram/@didikempot_official)

"Histeria seperti ini terbatas. Nggak banyak pilihan, kebanyakan pilihannya agama. Dengan banyaknya orang yang ketemu secara langsung atau virtual itu melahirkan ikatan baru. Ikatan itu tidak lagi bersifat Kejawaan, tapi kemudian melebar. Dan ikatan emosional itu menjadi kebutuhan yang tadinya disediakan agama atau politik. Nah, Didi kempot ini menyediakan ikatan yang natural dan manusiawi dan itu semua dikatakan dengan sederhana," jelasnya. 

Selain itu, meski Didi Kempot orang Jawa dan berbahasa Jawa, penggemarnya bisa mengabaikannya. Karena budaya populer yang diserap oleh konsumer atau penggemarnya bukan lagi pada maknanya, tapi pada bentuknya. 

"Yang penting itu goyangannya, nadanya, tidak penting lagi maknanya. Musiknya diterima bukan lantaran karena orang memahami Jawa. Sama dengan menerima Kpop bukan berarti kita paham Korea. Yang dinikmati itu bentuknya," tambahnya.

-
Sosok mendiang Didi Kempot. (Instagram/@didikempot_official)

Salah satu alasan lain yang juga tak kalah menarik dari sosok Didi Kempot dan musiknya adalah ia berbeda dengan ikon pop yang ada. Ia sederhana dan berbeda dengan sosok lainnya. Sehingga banyak penggemarnya merasa tampil beda karena menyukai sesuatu yang berbeda.

"Makanya orang yang memilih (menggemari) Didi Kempot merasa eksklusif, keren dan tampil beda," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X