Fans Musik Underground vs Mainstream di Indonesia, Mana yang Lebih Loyal?

- Selasa, 28 Juli 2020 | 16:04 WIB
Ilustrasi musisi underground dan mainstream di atas panggung. (Pixabay/radellafra).
Ilustrasi musisi underground dan mainstream di atas panggung. (Pixabay/radellafra).

Konon, penggemar musik mainstream atau yang populer di Indonesia dikatakan penggemar musik yang paling tidak setia. Setidaknya hal itulah yang dikatakan DJ Stroo, salah satu musisi EDM sekaligus jurnalis musik. Alasannya karena mereka akan berpaling bila ada musik yang lebih bagus dari musisi itu.

Secara gampang, musik mainstream adalah musik yang populer di industri musik dan memiliki penggemar yang luas. Sedang musik underground adalah komunitas musik yang berdikari dan memiliki penggemar segmented dan berkumpul dalam skenanya sendiri. 

Tak bisa dipungkiri, pecinta musik mainstream memiliki penggemar musik yang besar. Namun, pertanyaannya apakah mereka benar-benar loyal dan militan untuk membeli tiket konser atau membeli album band favoritnya? Karena yang terjadi kebanyakan mereka mengunduh lagu yang mereka suuka secara ilegal, atau minta konser gratisan.

Seperti yang diungkapkan Mudya Mustamin, seorang pengamat musik yang juga mengikuti perkembangan musik di Indonesia, baik underground dan mainstream. 

"Lihat aja kayak Hammersonic dan event-event metal lainnya, selalu ramai padahal nggak sedikit yang harus pake tiket. Beda di mainstream yang banyakan konser gratisan," tutur Mudya kepada Indozone.

Berbeda dengan musik mainstream di Indonesia yang hanya kalangan tertentu  mau membeli musik dari musisi mainstream mereka. Meskipun beli, kebanyakan hanya membeli versi digitalnya saja. Itu pun yang melek teknologi. Sementara para penikmat musik keras lebih menyukai album fisik. 

-
Burgerkill, perwakilan musik underground yang punya fans militan. (Instagram/@burgerkillofficial)

"Di metal penggemarnya masih beli album fisik dan merchandise. Kalau di mainstream lebih banyak rilisan single digital streaming aja. Di metal orang nggak terlalu fokus ke single. Tapi lebih ke musik suatu band secara keseluruhan."  ujarnya.

"Misalnya suka Sepultura ya dia dengerin sealbum. Terus sub-genre yang sejenis dengan Sepultura biasanya didengerin juga, merembet ke band-band lain yang masih serumpun," sambungnya. 

Perbedaannya, musik mainstream memiliki tujuan untuk menghibur pecinta musik kepada semua kalangan.  Sementara underground sangat segmented, musik mereka tidak bisa menjangkau kalangan luas.

Yang menarik hal ini hanya terjadi di Indonesia. Berbeda dengan di luar negeri yang industri sudah maju. Mau yang mainstream dan segmented punya pasarnya dan bisa hidup dari musik yang mereka suka.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X