Mengenang Penyanyi Alda Risma: Tewas dengan 20 Bekas Suntikan, Pembunuhan atau Kelalaian?

Pada masanya, Alda Risma mungkin menjadi salah satu penyanyi wanita yang fenomenal pada zamannya, apalagi single 'Aku Tak Biasa'. 

Namun perjalanan karirnya terhenti setelah ia meninggal dunia secara memilukan di sebuah kamar hotel 16 tahun lalu. Hasil penyelidikan, ia terbunuh karena kekasihnya sendiri.

Sebelum membahas apa yang terjadi pada kasusnya, berikut sekelumit perjalanan karir Alda Rimsa hingga tragedi mengenaskan tersebut yang telah disusun Indozone.

Karir bernyanyi Alda Risma: dari duet dengan Boyband Inggris dan 'Aku Tak Biasa'

Alda Risma memilai kariri sebagai model pada 1996 silam. Namun popularitas Alda meningkat berkat kolaborasi dengan boy band asal Britania Raya Code Red melalui lagu "We Can Make It" yang terdapat dalam album Scarlet pada usia 14 tahun.

Pada tahun 1998, tepatnya setelah SMP, Alda memulai solo kariernya dan menjadi populer saat merilis singel debutnya berjudul "Aku tak Biasa" di usia yang masih remaja, yaitu 15 tahun. 

Pada tahun 2001, setelah Alda merilis album debut pada usia remaja dan membintangi sinetron Kesucian Prasasti, ia merilis album solo keduanya sekaligus album dewasa pertamanya, Kupilih yang Mana, tetapi gagal di pasaran karena belum mendapat respon positif.

Baca Juga: Cerita Lengkap Kasus Pembunuhan Gadis SMA di Jepang yang Terpecahkan Setelah 14 Tahun

Kisah asmara Alda Risma dan Narkoba.

-

Dalam pemberitaan media pada zamannya, Alda Risma pernah bertunangan dengan produser Blackboard, Iwan Sastrawijaya, namun kandas. 

Setelah itu namanya tidak terdengar lagi. Pada 2005, Alda sempat jatuh di jurang narkotika, bahkan sempat hampir overdosis. 

Namanya muncul kembali di media massa ketika Alda pernah mengalami kecelakaan lalu lintas pada 19 Juni 2006.

Alda ditemukan tewas dengan mulut berbusa dan penuh bekas suntikan.

-

Pada tanggal 12 Desember 2006, Alda Risma ditemukan meninggal di kamar 432, hotel Grand Menteng. Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan bekas suntikan. Ini bukan kali pertama Alda mengalami overdosis, tetapi ia juga mengalami hal yang sama pada bulan Oktober 2005. 

Diduga ia meninggal karena kelebihan dosis,[4] ahli forensik RSCM Zulhasmar Samsu mengungkapkan bahwa ia meninggal karena keracunan psikotropika. 

Dalam tubuhnya ditemukan sekitar 20 hingga 25 bekas suntikan, mengandung benzodiazepine, propofol, pethidine, morfin, dan pil analgetik.Perpaduan kandungan obat-obatan tersebut menyerang sistem saraf pusat dan saluran pernapasannya Pada tanggal 13 Desember 2006, jenazah Alda dibawa ke TPU Blender, Bogor.

Ferry Surya Prakasa dituduh sebagai pembunuh, namun mengelak.

-

Menurut analisis selanjutnya menyatakan kematiannya disebut sebagai pembunuhan yang dilakukan oleh Ferry Surya Prakasa  bersama Indra dan Zen Wirman.