Kabar terbaru datang dari grup folk-pop asal Tangerang, Daun Jatuh. Gregetnya, tiket tur Daun Jatuh yang akan menyambangi Bekasi habis hanya dalam waktu dua jam saja pasca rilis secara resmi.
Update tersebut disampaikan langsung oleh akun Instagram resmi Daun Jatuh. Grup musik yang terdiri dari enam orang ini menyampaikan bahwa tiket tur konser di Bekasi habis ludes cuma dalam waktu dua jam.
"Update terkini ketersediaan tiket Seroja Berkelana-Bekasi! Kalian gokil, kurang dari 2 jam sudah sold out terima kasih atas antusiasnya teman-teman," tulis keterangan unggahan, dilihat Indozone, pada Kamis (3/11/2022).
Baca juga: EP Perdana Daun Jatuh Bertajuk 'Seroja', Terinspirasi dari Pengalaman Pahit Semua Personil
Tidak hanya itu saja, habisnya tiket konser tur Daun Jauh di bekasi membuat grup musik itu penasaran dan bertanya kepada para penggemarnya akankah perlu membuka kouta tambahan.
"Siapa saja yang sudah berhasil mengamankan tiketnya dan siapa saja yang belum dapat, haruskah kita buka kouta lagi atau tidak?" tambah keterangan tersebut.
Di sisi lain, Daun Jatuh akan menggelar tur di tiga kota berbeda bertajuk Seroja Berkelana. Tur itu akan dilaksanakan di kota Bekasi (18 November), Bandung (25 November), dan Tangerang (2 November).
Tur ini sekaligus merayakan perilisan mini album (EP) perdana dari Daun Jatuh yang bertajuk Seroja. EP ini terdiri dari 6 lagu, mulai dari 2 lagu baru dan 4 lagu lainnya yang sudah pernah dirilis sebelumnya.
Baca juga: Makna dan Lirik Lagu 'Biru' dari Daun Jatuh, Kisah Pria yang Kehilangan Harapan dan Mimpi
Daun Jatuh memiliki alasannya tersendiri mengambil nama bunga Seroja sebagai judul mini album ini. Menurut Verrel, vokalis Daun Jatuh, Seroja adalah bunga yang hidup di air keruh dan berlumpur namun tetap terlihat Indah.
“Semua lagu yang kita tulis di EP ini berdasarkan pengalaman pahit dari masing-masing kita. jadi kita menganggap karya kita di EP ini seperti bunga Seroja," kata Verrel dari keterangan tertulis yang diterima Indozone, Rabu (2/11/2022).
"EP ini berisi karya yang kita tulis berdasarkan pengalaman pahit namun dapat menghasilkan karya yang indah setidaknya menurut kami,” tambah Verrel.
