Nama mantan gitaris band Alexa, Rizki Syarif menjadi sorotan publik belum lama ini. Pasalnya, Rizki kini menjadi Fisikawan di salah satu laboratorium terbesar di dunia yaitu CERN (Center Europeen pour la Recherchee Nucleaire), yang terletak di Jenewa, Swiss.
Tentu ini menepis semua fakta bila musisi itu tak bisa sukses di dunia pendidikan eksakta. Nyatanya, Rizky bisa membuktikannya hingga akhirnya memilih untuk serius dalam bidang teknologi nuklir.
Nah, berikut beberapa fakta menarik tentag sosok Rizky yang telah dirangkum oleh Indozone.
Rizki Syarif, sang mantan gitaris Alexa.
Rizki Syarif lahir pada 10 Agustus 1984. Ia bergabung dengan band Alexa pada 2007 sebagai gitaris. Ia terlibat dalam pembuatan sejumlah album seperti Alexa (2008), Hingga Saatnya Datang (2010), dan The Journey (2011).
Nama band itu semakin melejit lewat lagu Jangan Pernah Pergi dan Dewi. Namun Rizki memutuskan keluar pada 2011, ketika Alexa sedang di puncak karier.
Baca Juga: Gitaris Seksi Sophie Lyold yang Dituduh Jadi Selingkuhan MGK Buka Suara: Tidak Benar!
Rizki keluar dengan alasan untuk melanjutkan pendidikan di Australia. Single Selagi Ku Mampu jadi lagu perpisahan Rizki dan Alexa.
Mengenal grup Alexa, band tempat Rizky bernaung bersama Aki.
Dikutip dari Wikipedia, Alexa adalah grup musik beraliran power pop yang dibentuk pada 13 September 2007. Saat dibentuk, Alexa beranggotakan 5 orang. Namun kini tersisa 3 yakni Aqi Singgih, Nur Satriatama, dan Fajar Arifan.
Selepas melewati perjalanan panjang setelah 5 tahun berjalan, Alexa banyak melalui perubahan formasi yang akhirnya menjadi trio pada penghujung 2012.
Pendidikan Rizki Syarif
Rizki Syarif memang fokus untuk menjadi seorang Fisikawan. Hal itu terlihat dari gelar S1 yang diraihnya dari Teknik Fisika Universitas Indonesia.
RIzki kemudian melanjutkan studi S2 ke University of Sydney, Australia dengan jurusan yang sama. Setelah lulus, Rizki kembali melanjutkan S3 di Brown University, Amerika Serikat.
Karier Rizki sebagai Fisikawan di CERN
Setelah mendapat gelar PhD dari Brown University, Rizki kini bekerja sebagai Fisikawan di CERN. Di sana, Rizki menjadi peneliti untuk riset nuklir.
