Rilis Album Hip Hop Keduanya, Laze Gunakan Pendekatan Pop dengan Lirik Perenungan

- Selasa, 17 November 2020 | 16:55 WIB
Laze dengan albumnya 'Puncak Janggal'. (Dok. Creathink Publicist).
Laze dengan albumnya 'Puncak Janggal'. (Dok. Creathink Publicist).

Setelah memperkenalkan album pertamanya 'Waktu Bicara', kini rapper Laze melanjutkan misinya untuk memajukan hip-hop berbahasa Indonesia. Melalui album 'Puncak Janggal', sang rapper melakukan upaya untuk melebarkan sayap dari ranah hip hop dengan pendekatan yang lebih pop, baik dari segi musik, visual dan kolaborator. 

“Gue ingin orang-orang bisa nyaman dengar lagu hip-hop,” kata rapper bernama asli Havie Parkasya tersebut melalui virtual konsernya yang dipantau Indozone beberapa waktu lalu.

Berbicara mengenai album tersebut, Laze menyebut 'Puncak Janggal' adalah album tentang manusia yang selalu penasaran dengan sesuatu di atas puncak. Seolah berfilosofi, Laze menggambarkan sisi kehidupan yang dilalui manusia, dalam hal ini dirinya sendiri.

“Puncak janggal adalah situasi saat lo kira lagi ‘di atas’, tapi banyak hal yang janggal karena enggak sesuai ekspektasi. Saat beradaptasi biar bisa memanjat ke puncak, rasanya enggak nyaman dan enggak cocok,” kata Laze.  

“Album ini tentang manusia – dalam hal ini gue – di kehidupan yang mendambakan puncak, penasaran ada apa di atas sana. Dari kecil gue ingin banget jadi musisi, dan ternyata itu enggak seindah kelihatannya,” jelasnya.

-
Laze dengan albumnya 'Puncak Janggal'. (Dok. Creathink Publicist).

Baca Juga: Terdengar Seperti Lagu Ngajak Berantem, Ini Makna Kultur Diss Track dalam Genre Hip Hop

Biasanya, musik hip-hop mungkin lebih identik dengan lagu-lagu tentang sisi kehidupan kelam maupun glamor. Namun album ini justru banyak berisi renungan tentang bagaimana cara mencapai kesuksesan dan menyiasati fananya ketenaran, tanpa harus mengorbankan prinsip dan integritas.

Kolaborator utama Laze untuk urusan musik di Puncak Janggal adalah Randy MP, yang sebelumnya dikenal sebagai produsernya Teza Sumendra dan belakangan ini menjalankan proyek bernama Parlemen Pop. 

“Yang bikin gue tertarik kerja bareng dia adalah kemampuannya memainkan alat musik. Jadi ada lebih banyak sound instrumen analog, termasuk synth, strings dan terompet," jelas Laze.

Album ini juga dimeriahkan oleh sejumlah bintang tamu dari luar kancah hip- hop, yakni Kay Oscar pada 'Teman Lama', Petra Sihombing di 'Pertanda Baik', Kara Chenoa pada 'Turun dari Langit', Ben Sihombing di “Dari Jendela”, Hindia pada 'Sementara”, serta Mono di 'Kemenangan Sejati'. Penggemar hip hop Indonesia garis keras juga tak perlu merasa diabaikan, karena Laze mengajak A. Nayaka, sahabat dan sesama rapper maut, untuk beradu bait di “Sombong”.

“Gue banyak ajak kolaborator yang malah bukan dari ranah hip-hop, karena gue ingin menjangkau pendengar baru, dan mungkin pintunya adalah dari musisi favorit mereka yang gue ajak kolaborasi,” kata Laze. 

Salah satu single menarik yang untuk didengar adalah 'Teman Lama yang berisi curhatan Laze tentang persahabatan yang kian memudar setelah semua beranjak dewasa. Sebuah nomor yang easy listening untuk kuping siapa pun. Tentunya dengan lirik yang relateable.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X