Motivator JE alias Julianto Eka Putra yang disebut sebagai pelaku kasus pemerkosaan di podcast Deddy Corbuzier sebagai terdakwa kasus pemerkosaan ternyata pernah dibuatkan film. Setidaknya ada dua film yang diperankan oleh dua aktor Indonesia berbeda.
Sosok yang akrab dipanggil Koh Jul tersebut adalah sosok motivator, pendiri sekolah gratis yang akhirnya diundang di beberapa acara TV bahkan dibuatkan film, yakni 'Say I Love You' dan 'Anak Garuda.
Film 'Say I Love You' yang dirilis 2019 silam. Film ini diproduksi Multi Buana Kreasindo dan disutrdarai Faozan Rizal dan ditulis oleh Alim Sudio bersama Endik Koeswoyo.
Film 'Say I Love You' (2019) mengangkat kisah nyata anak-anak SMA Selamat Pagi Indonesia yang ada di kota Batu, Malang, Jawa Timur. Sekolah gratis tersebut didirikan oleh sang motivator Julian Eka Putra.
Sosok sang motivator yang memerankan sang motivator diperankan oleh Verdi Solaiman, aktor yang dikenal sebagai putra dari mediang Henky Solaiman.
Saat itu, Verdi Solaiman pernah mengaku kagum dengan sosoknya yang inspiratif dalam sebuah wawancara di hadapan wartawan.
"Suatu hari saya diajak untuk bertemu beliau dan tidak disia-siakan. Niatnya ingin riset karakter, tapi takjub dengan kisah hidupnya. Ngobrol sama beliau dari jam 7 hingga subuh. Yang saya dapat bukan hanya riset karakter, melainkan pelajaran hidup," kata Verdi.
Sementara dalam film keduanya, 'Anak Garuda' (2020), sosok sang motivator diperankan oleh aktor Kiki Narendra. Sosoknya dikenal juga pernah muncul di film 'KKN di Desa Penari' sebagai kepala dusun.
Saat promosi filmnya pada 2020 lalu, Kiki Narendra sempat mengatakan pendapatnya tentang Julianto Eka Putra.
“Koh Jul itu alien, saya belum pernah menemukan orang seperti Koh Jul yang bener-bener tinggalkan dunia bisnis untuk bener-bener full membantu teman-teman yang Koh Jul juga ga kenal pada awalnya,” cerita Kiki di hadapan wartawan.
Kisah film Anak Garuda merupakan film layar lebar pertama rumah produksi milik Sekolah Selamat Pagi Indonesia itu sendiri Butterfly Pictures, di bawah arahan sang motivator. Film ini mendapat peraihan jumlah penonton yang lebih banyak 502.458 jumlah penonton.
Sayangnya, imej kedua film itu kini jatuh ketika kasus ini mulai dihembuskan.
Kasus ini bergulir satu tahun lalu, saat beberapa korban melaporkan Julianto ke Komnas PA. Keberanian mereka muncul setelah mendapat bukti rekaman CCTV sebelum Julianto memperkosa kakak tingkatnya.
