Review 'SMILE': Trauma Bunuh Diri Berantai Bikin Susah Tidur, Apalagi Senyum Itu... Hii!

- Selasa, 27 September 2022 | 08:57 WIB
Review Smile. (Dok. Paramount).
Review Smile. (Dok. Paramount).

Meski judulnya berarti senyuman, namun film 'SMILE nggak ada manis-manisnya. Malah senyuman yang muncul lebih menyeramkan ketimbang menyenangkan. 

Hal itulah yang tergambar dari film 'SMILE' yang digarap dan ditulis Parker Finn, sebagai debutnya. Film ini juga merupakan adaptasi dari film pendek buatannya sendiri 'Laura Hasn't Sleep'. 

Film ini dibintangi Sosie Bacon, Jessie T. Usher, Kyle Gallner, Caitlin Stasey, Kal Penn, dan Rob Morgan. Smile sendiri juga digarap oleh Paramount Pictures.

Baca Juga: Review Serial 'Cars on the Road': Kisah Pertemanan "Mobil" yang Relate Sama Manusia

Sipnosis SMILE

-
Review Smile. (Dok. Paramount).

Film ini berawal dari Dr Rose Cotter (Sosie Bacon) yang menyaksikan kematian pasiennya, Laura (Caitlin Stasey), mahasiswi PhD yang mati di depannya dengan cara menggorok leher sendiri menggunakan pecahan vas bunga. 

Sebelum mati. Laura sempat tersenyum kepada Rose. Sebuah senyuman yang mengerikan.

Laura tidak gila. Tapi kenapa ia mati bunuh diri? Apalagi dengan membunuh diri sendiri? 

Dari situ, Ros terus dihantui rasa takut. Mimpi-mimpi aneh terus datang, suara makhluk gaib tak kasat mata mengganggu tidur malam. Tak ada yang percaya dengannya, termasuk kakanya sendiri Holly, terapisnya Dr  Northcott (Robin Weigert), bosnya Dr Desai (Kal Penn), termasuk tunangannya, Trevor (Jessie T. Usher). 

-
Review Smile. (Dok. Paramount).

Satu-satunya yang percaya pada Rose adalah mantan pacarnya, Joel (Kyle Gallner). Joel yang seorang polisi menemukan belasan kasus bunuh diri berantai sebelum kasus Laura. Sebagian besar korbannya tersenyum sebelum kematian.

Ya, Susan menyadari ada suatu entitas yang bermain-main dengan trauma manusia. Pilihan Susan adalah pasrah mengikuti takdirnya, tewas dengan bunuh diri atau justru melawan balik.

Review SMILE.

Kalau disuruh buat gambaran varian genre dari film ini, mungkin bisa gabungan antara horor supranatural dan psychological thriller. Karena tak hanya menyuguhkan penambakan entitas ganjil, ada kisah tentang kesehatan mental terkait trauma atau Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Bagaimana tidak, ada seorang makhluk atau entitas yang menyebarkan kutukan bila seseorang melihat orang lain bunuh diri di depan mata secara sadis, maka orang itu juga akan bunuh diri di depan orang lainnya juga secara sadis. Dan hal itu akan berlanjut membentuk rantai yang berkesinambungan.

Secara plot, ceritanya membuat stress karena adegan gore berdarah-darah, penampakan dan nuansa horor dibangun sejak awal cerita dimulai. Sementara di pertengahan, ada beberapa adegan halusinasi dan pengungkapan teka-teki. 

-
Review Smile. (Dok. Paramount).

Baca Juga: Review Film ‘Jeepers Creepers Reborn’: Sekuel Horor Terburuk 2022?

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X