Unsur Sindiran Sosial Jadi Alasan Kenapa "Squid Game" Laku Keras Secara Global

- Kamis, 30 September 2021 | 09:14 WIB
Poster Squid Game. (Instagram/@squidgame_netflix)
Poster Squid Game. (Instagram/@squidgame_netflix)

Penulis sekaligus sutradara serial Netflix  "Squid Game", Hwang Dong-hyuk, menilai unsur satire di dalam cerita serta kesederhanaan dari permainan turut mendorong popularitas serial tersebut dan menarik perhatian penonton secara global.

“Saya berpikir orang-orang tertarik dengan ironi bahwa orang dewasa yang putus asa mempertaruhkan hidup mereka untuk memenangkan permainan anak-anak,” kata Hwang dalam sebuah wawancara kepada Yonhap, dikutip dari Antara.

Menurutnya, unsur kesederhanaan dan kemudahan di dalam permainan mendorong penonton dapat membenamkan diri ke dalam setiap karakter. Alur cerita juga menyindir kondisi masyarakat yang sangat kompetitif.

Serial “Squid Game” terdiri dari sembilan episode berkisah tentang permainan bertahan hidup dan mati. Baru-baru ini “Squid Game” telah menyelesaikan penayangannya dan menghasilkan respon besar dari pengamat Korea dan luar negeri.

Baca Juga: Muncul 20 Detik di Drama 'Squid Game', Aktor Pria Ini Langsung Viral dan Naik Daun

“Squid Game” juga menjadi serial televisi Korea pertama yang menduduki puncak tertinggi untuk serial Netflix, yang paling banyak ditonton di Amerika Serikat berdasarkan pelacakan perusahaan analitik streaming FlixPatrol.

“Saya pikir 'Squid Game' berbagi kerangka ide dan beberapa stereotip dramatis dengan karya bergenre survival yang pernah ada sebelumnya. Tapi konten dan narasinya berbeda dari mereka,” katanya merujuk pada karya film, novel, dan kartun genre survival yang telah banyak ia nikmati, seperti “The Hunger Games” dan “Battle Royale”.

Hwang mengatakan dirinya ingin menulis sebuah alegori atau fabel tentang masyarakat kapitalis modern yang memojokkan semakin banyak orang ke dalam kompetisi ekstrem yang dirancang oleh sekelompok pelindung kaya yang tidak manusiawi.

Rancangan skenario “Squid Game” pertama kali ditulis untuk sebuah film panjang sekitar satu dekade lalu, tetapi ditolak oleh investor lokal dan studio produksi dengan alasan kekerasan dan sensasionalisme.

Sekitar dua tahun yang lalu, Hwang bertemu dengan pihak Netflix dan memutuskan untuk membuat serial dalam sembilan episode.

“Saya seorang sutradara film yang terbiasa membuat film berdurasi dua jam. Sangat sulit untuk membuat serial berdurasi delapan jam,” ujar Hwang mengungkapkan tentang kesulitannya.

Artikel Menarik lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X