3 Kata untuk 'Black Panther: Wakanda Forever': Powerful, Emosional dan Slowburn!

- Rabu, 9 November 2022 | 11:32 WIB
Black Panther: Wakanda Forever. (IMDB).
Black Panther: Wakanda Forever. (IMDB).

Penantian itu akhirnya tiba. Film Black Panther: Wakanda Forever ' akhirnya sudah bisa ditonton mulai hari ini, Rabu (9/11/2022). 

Kebetulan Indozone mendapat kesempatan untuk menontonnya di gala premiere semalam di XXI Gandari City bersama media, influencer, dan para selebriti Tanah Air. 

Tentunya film ini menjadi sangat special lantaran beberapa hal. Pertama, 'Black Panther: Wakanda Forever' merupakan film yang mengakhiri fase keempat. Kedua, yang seperti kita tahu dua film MCU sebelumnya, Doctor Strange inthe Multiverse of Madness dan Thor: Love in Thunder terasa menjemukan. 

Namun hal yang buat penasaran sebelum menonton adalah apa yang akan tersaji di film sekuel Black Panther tanpa adanya T'Challa (Chadwick Boseman) yang kini telah meninggal dunia. Termasuk seperti apa Shuri akan menjelma sebagai Black Panther wanita di film ini.

Baca Juga: Tenoch Huerta Konfirmasi Namor adalah Mutan di Black Panther: Wakanda Forever

Lalu bagaimana hasilnya?

Film ini benar-benar powerful dan emosional. Powerful dalam artian segi penceritaan, penokohan, dan gagasan yang ingin disampaikan. 

Alur yang seperti roller coaster dan pengenalan latar belakang Namor dan perubahan karakter Shuri sebelum menjadi Black Panther menjadi sangat kuat.  

Belum lagi isu yang diangkat, mulai dari persoalan rasialisme, prasangka dan kolonialisme yang kental kepada bangsa atau ras yang terasingkan.

Sementara emosional adalah banyak momen yang menyentuh yang menceritakan tentang kepergian seseorang dan rasa sakitnya terasingkan dan dijajah.

Para penulis cerita menggambarkan banyak air mata sejak kematian Chadwick Boseman sebagai pemeran Black Panther meninggal dunia karena penyakit. 

Tribut untuk sang aktor diperlihatkan di awal cerita sampai akhir cerita. Ratu yang berkabung, Shuri yang membenci tradisi, dan perebutan vibranium. Termasuk latar belakang Namor dan rakyat Talokan yang dibuat kilas balik serta kota di bawah laut yang dibuat megah dan emosional.

Namun dengan penyajian sisi emosional tersebut, film ini jadi terasa sangat slow burn alias agak sedikit lambat di beberapa bagian. Adegan pertarungan porsinya lebih sedikit, seolah para pembuat film ini ingin penonton lebih menggali latar belakang dan pengembangan karakter secara perlahan.

Hal ini tentu tak masalah bagi penonton yang ingin menikmati momen dan penyelaman karakter secara perlahan. Sebaliknya, hal ini membuat penonton yang lebih suka dengan aksi bakal jadi gelisah di kursi penonton. 

Baca Juga: Nyaris 3 Jam, 'Black Panther: Wakanda Forever' Jadi Film Terpanjang di MCU Phase 4

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X