Komunitas Forum Film Bandung berhasil menyelenggarakan kegiatan penghargaan dan apresiasi kepada insan perfilman nasional yang diadakan rutin setiap tahunnya.
Kegiatan Festival Film Bandung (FFB) ini sudah diadakan sejak tahun 1987 yang bertempatan di kota Bandung. Namun, akibat pandemi, kegiatan ini harus dilaksanakan secara daring (online).
Di lain sisi, Ketua Umum Forum Film Bandung, Eddy D. Iskandar menyebutkan, tujuan FFB ini agar masyarakat bisa lebih meningkatkan apresiasinya terhadap film Indonesia atau film lokal.
“Salah satunya untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap film-film yang terpuji versi FFB,” ucapnya beberapa waktu lalu.
Baca juga: Mikha Tambayong dan Deva Mahendra Ungkap Pengalaman Seru Hadiri Festival Film Busan
Sebelum melaksanakan festival, Forum Film Bandung terlebih dahulu melakukan pengamatan dan menilai film bioskop sepanjang tahun. Hal tersebut dilakukan oleh sebuah tim yang disebut Regu Pengamat.
Ketua Dewan Pembina FFB, Chand Parwez mengatakan, FFB tidak hanya menilai dan mengamati berbagai film Indonesia. Pria yang akrab disapa Parwez juga menyampaikan harapan terkait pagelaran FFB.
“FFB ini adalah kegiatan budaya. Kegiatan yang sangat dihormati bukan hanya di Indonesia, tetapi internasional. Karena FFB pun menilai film-film impor,” tuturnya di hari yang sama.
“Kegiatan festival film seperti inilah yang menjadikan kota itu menjadi istimewa. Kota yang menjadi destinasi wisata dan destinasi budaya. Kita harapkan seperti itu untuk Bandung,” jelasnya.
Baca juga: Subtitle Gak Muncul, Juri Penyandang Tuli di Festival Film Walk Out saat Pemutaran Film
Selain itu, Parwez memberi pesan kepada masyarakat untuk mulai mencintai karya-karya sineas di Indonesia. Menurutnya masih banyak film Indonesia yang lebih baik daripada film luar negeri.
“Tontonlah film Indonesia. Cintai karya sineas di Indonesia. Kita berkarya dari hati untuk pecinta film Indonesia. FFB merupakan sebuah kegiatan untuk menghormati mereka yang sudah berkarya untuk film Indonesia,” ungkap Chand.
Berbeda dengan ajang penghargaan lainnya, FFB menggunakan sebutan “Terpuji”, bukan “Terbaik”. Regu Pengamat FFB menganggap, pilihan mereka itu bukan mutlak yang terbaik.
Akan tetapi, mereka ingin membantu masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan seputar film Indonesia. Jadi, ada lebih dari satu pemenang.