Untuk pertama kalinya dalam 10 tahun, Netflix kehilangan sebanyak lebih dari 200 ribu pelanggannya dalam kuartal pertama 2022.
Dilansir The New York Times, Netfix juga diperkirakan akan kehilangan dua juta pelanggannya pada kuartal kedua 2022.
Sontak kabar itu membuat saham Netflix mengalami penurunan hingga 35 persen pada Rabu (20/4/2022).
Dalam sebuah surat kepada pemegang saham, Netflix menjelaskan bahwa hilangnya pelanggan itu terjadi karena sejumlah faktor, termasuk perlambatan dalam adopsi broadband dan TV pintar.
Berbagi kata sandi di antara rumah tangga; dan meningkatnya persaingan dari TV kabel dan siaran tradisional serta layanan streaming baru lainnya.
Selain itu, faktor ekonomi makro, termasuk peningkatan inflasi dan invasi Rusia ke Ukraina yang mendorong Netflix untuk menutup layanannya di Rusia, membalikkan pertumbuhan pelanggan sederhana di kawasan Eropa dengan hilangnya 700.000 akun Rusia.
Lalu, layanan streaming yang selama ini dikuasai oleh Netflix juga telah bergeser setelah hadirnya platform sejenis dengan keunggulan masing-masing, sebut saja Disney+ dan HBO Max.
Selama bertahun-tahun, Netflix dipandang sebagai 'pengganggu' dalam dunia hiburan. Kemunculannya di mendorong setiap studio besar di Hollywood untuk mengadopsi strategi streaming agar lebih bersaing dengan revolusi Netflix tanpa iklan.
Reed Hastings, co-chief executive Netflix yang telah lama menolak dukungan iklan mengatakan bahwa pemikirannya telah berubah soal iklan.
"Mereka yang telah mengikuti Netflix tahu bahwa saya menentang kerumitan periklanan dan penggemar berat kesederhanaan berlangganan," katanya.
"Saya penggemar pilihan konsumen yang lebih besar dan memungkinkan konsumen yang ingin mendapatkan harga yang lebih rendah dan toleran terhadap iklan mendapatkan apa yang mereka inginkan," tambah dia.
