Review 'The Black Phone': Antara Korban Penculikan, Telepon Mati dan Pembunuh Berantai

- Selasa, 21 Juni 2022 | 23:42 WIB
Adegan di The Black Phone. (Universal).
Adegan di The Black Phone. (Universal).

Sutradara Scott Derrickson yang sebelumnya terkenal dengan 'Doctor Strange' kembali menggarap karya terbarunya. Sebuah film horor supranatural berjudul ‘The Black Phone’.

Film ‘The Black Phone’ ini merupakan adaptasi dari sebuah cerita pendek di tahun 2004 dengan judul yang sama oleh penulis Joe Hill. Selain menjadi sutradara, Derrickson juga berperan sebagai penulis bersama C. Robert Cargill.

Film ini dibintangi beberapa nama populer seperti Ethan Hawke yang sebelumnya pernah berkerjasama dengan Derrickson dalam 'Sinister'. Selain itu, film ini juga beberapa aktor muda yang usianya masih muda seperti Mason Thame dan Madeleine McGraw.

Sipnopsis 'The Black Phone'

-
Adegan di The Black Phone. (Universal).

 

Film ini berlatar tahun 1970-am di kawasan Colorado. Adalah Finney Shaw (Mason Thames), seorang anak berusia 13 tahun yang pemalu namun cerdas yang hidup bersama ayah dan adiknya Gwen Shaw (Madeleine McGraw). 

Hidup di lingkungan yang penuh kekerasan semakin membuat dengan hadir seorang pembunuh berantai yang dijuluki “The Grabber” yang menculik anak-anak seusia Finney. Sampai akhirnya Finney pun menjadi korban yang diculik.

Setelah sukses menipu Finney sebagai pesulap, The Grabber kemudian membuatnya pingsan dan disekap di sebuah ruang bawah tanah yang kedap suara.

Anehnya, Finney tiba-tiba mendengar suara berdering dari sebuah telepon hitam yang seharusnya tak bisa berfungsi. Lebih mengejutkannya lagi, hanya Finnety yang bisa mendengar deringnya. Ternyata telepon itu berasal dari arwah para korban The Grabber sebelumnya dan mulai mencari cara untuk melarikan diri. 

Review The Black Phone.

Film ini memiliki berbagai sisi menarik untuk dinikmati. Selain dari cerita, akting, editing, sinematografi, sampai unsur jump scare dibungkus secara menarik. Bahkan sisi kehidupan anak-anak di budaya Amerika juga menarik diikuti.

-
Adegan di The Black Phone. (Universal).

 

Scott Derrickson berhasil mengarahkan cerita yang sederhana bisa menarik, menggelitik, dan tetap menegangkan. Mulai dari perkenalan tokoh Finney dan adiknya serta calon-calon korban penculikan. Bahkan nuansa kota dibuat seakan-akan memang sangat mendukung untuk aksi penculikan.

Dari segi akting, dua aktor anak Mason Thames dan Madeleine McGraw benar-benar memukau, terutama Madeleine yang beberapa kali mencuri perhatian. Bahkan kemunculannya di adegan selalu ditunggu penonton lantaran selalu ada sesuatu yang memikat yang ditawarkan darinya.

Film ini juga menyelipkan tentang kekerasan pada anak, perkelahian di sekolah, serta pengaruh keluarga, lingkungan dan media yang merubah perilaku anak. Adegan Gwen dipukul oleh ayahnya sendiri sampai meronta menjadi salah satunya dan akhirnya membentuk kepribadiannya. 

Banyak adegan perkelahian, darah, dan sumpah serapah yang justru berasal dari anak-anak itu sendiri. Hal ini ironis mengingat sistem pendidikan di negara maju tak bisa membendung aksi kenakalan remaja.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X