Disney Dikecam karena Syuting "Mulan" di Provinsi Xinjiang

- Rabu, 9 September 2020 | 09:23 WIB
Liu Yifei  dalam Mulan (2020). (Disney)
Liu Yifei dalam Mulan (2020). (Disney)

Kritikan terhadap film "Mulan" meningkat setelah kreditnya mengungkapkan ucapan terima kasih resmi kepada entitas pemerintah di Xinjiang, tempat dugaan pelanggaran hak asasi manusia dalam skala besar, termasuk penahanan lebih dari 1 juta Muslim Uighur.

Seperti yang dikabarkan Hollywood Reporter, Rabu (9/9/2020), Disney tidak hanya melakukan pengambilan gambar di wilayah tersebut, tetapi tampaknya telah menawarkan rasa terima kasihnya kepada lembaga pemerintah Tiongkok yang terlibat dalam dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Setelah rilis "Mulan" di Disney + pada hari Jumat, beberapa pemirsa mulai memperhatikan "terima kasih khusus" dalam kredit akhir film tersebut kepada delapan entitas pemerintah di Xinjiang. 

Selama bertahun-tahun, Tiongkok telah berada di bawah pengawasan internasional karena perlakuannya terhadap minoritas Muslim di Xinjiang. 

Diperkirakan lebih dari 1 juta penduduk Uighur telah ditahan di kamp-kamp pengasingan di luar hukum.

Sementara, Tiongkok mengatakan kamp penahanan di Xinjiang adalah bagian dari upaya damai untuk meningkatkan keamanan dan pembangunan ekonomi di kawasan itu.

Disney sendiri masih belum mengomentari perselisihan tentang lokasi dan kreditnya di filmnya itu. 

"Mulan" merupakan film live-action, yang merupakan salah satu rilis terbesar tahun ini. Film ini adalah remake dari kisah animasi tahun 1998 tentang seorang gadis muda yang menggantikan ayahnya di militer.

Sebelumnya sejumlah fans di beberapa negara telah menyerukan boikot pada film ini setelah aktris kelahiran Tiongkok, Liu Yifei membuat komentar mendukung polisi Hong Kong yang dituduh melakukan kekerasan terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi dalam beberapa bulan terakhir.

Kini giliran pengguna media sosial memperhatikan bahwa dalam kreditnya Disney berterima kasih kepada sejumlah entitas pemerintah di Xinjiang.  

Film yang dibuat dengan harga $ 200 juta sebelum dipasarkan ini telah menjadi subyek kontroversi saat ini. 

Beberapa aktivis juga telah memperhatikan kontroversi Xinjiang yang berkembang. Pengacara terkemuka pro-demokrasi Hong Kong Joshua Wong termasuk salah satu orang yang menyampaikan komentar melalui akun twitter miliknya. 

"Ini terus menjadi lebih buruk! Sekarang, ketika Anda menonton #Mulan, Anda tidak hanya menutup mata terhadap kebrutalan polisi dan ketidakadilan rasial (karena apa yang diperjuangkan oleh aktor utama), Anda juga berpotensi terlibat dalam penahanan massal Muslim Uyghur. #BoycottMulan. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X