Lakon teater mungkin dianggp ketinggalan zaman oleh beberapa orang. Padahal, lakon yang dibawakan memiliki nilai seni yang tinggi, terkadang mengajarkan sisi lain dalam kehidupan manusia.
Salah satunya, cerita mengenai perjuangan Amir Hamzah dalam Nyanyi Sunyi Revolusi ditayangkan di Gedung Kesenian Jakarta.
Akting Lukman Sardi yang mumpuni, membuatnya terpilih memerankan sebagai Amir Hamzah. Sementara, Prisia Nasution berperan sebagai Tengku Tahura. Dalam pentas kali ini, selain pemain yang merupakan pemain film, tergabung juga pemain teater yang sudah matang dan bermain dalam banyak lakon serta juga didukung oleh tim artistik, kostum, dan musik yang solid.
"Memerankan Amir Hamzah mendorong saya untuk mempelajari literasi sastra Indonesia lebih mendalam," kata Lukman Sardi melalui narahubung Image Dynamics, saat dikonfirmasi Indozone, baru-baru ini.
"Ternyata di balik puisi karya Amir Hamzah yang sarat dengan tema cinta dan agama, sering juga mencerminkan konfik batin yang mendalam. Bagi saya, sosok Amir Hamzah memberikan pelajaran yang sangat berar, bagaimana seseorang yang seumur hidupnya mempertahankan rasa cinta di tengah hasrat membenci yang sangat kuat,” ujarnya.
Nyanyi Sunyi Revolusi bercerita tentang Amir Hamzah dan kisah cintanya dengan seorang wanita, juga negaranya. Semasa Amir Hamzah menempuh pendidikan di Solo, Jawa Tengah, ia menjalin kasih dengan seorang puteri Jawa, Ilik Sundari.
Di tengah kemesraan mereka itulah Amir Hamzah kehilangan ibunya. Lalu, ayahnya setahun kemudian meninggal dunia. Biaya studinya lalu ditanggung oleh Sultan Mahmud, Sultan Langkat.
Paman Amir sekaligus raja kesultanan Langkat itu sejak awal tak menyukai aktivitas Amir di dunia pergerakan. Apa yang dikerjakan Amir dianggap bisa membahayakan kesultanan. Untuk menghentikan aktivitas Amir didunia pergerakan, ia memanggil Amir pulang ke Langkat untuk dinikahkan dengan putrinya, Tengku Puteri Kamaliah.
Amir bisa saja menolak. Tapi ia sadar telah berhutang budi pada Sultan Mahmud. Amir dan Ilik akhirnya dipaksa untuk menyerah, menerima kenyataan bahwa cinta mereka harus berakhir.
Pernikahan Amir Hamzah dan Tengku Puteri Kamaliah adalah pernikahan yang dipaksakan demi kepentingan politik. Keduanya terpaksa harus menjalani pernikahan itu meski saling tahu bahwa masing-masing tak saling mencintai.
Kerinduan dan kehilangan Amir pada Ilik Sundari tetap kuat membekas. Sementara diam-diam pula ternyata istri Amir, Tengku Puteri Kamaliah, mengetahui kisah cinta kasihAmir dan Ilik Sundari. Ia turut merasakan kesedihan cinta yang tak sampai itu. Pada puterinya, TeungkuTahura ia berniat mengajak Ilik Sundari ke Mekkah naik haji bertiga bersama Amir.
Bahkan, jika Amir ingin tetap menikahi Ilik Sundari, ia merelakannya. Tapi sebelum semua tercapai, suasana Revolusi Kemerdekaan menyebabkan kerusuhan di seluruh Langkat.
Atas hasutan segolongan kelompok, meletuskan kerusuhan sosial. Istana Langkat diserbu dan dijarah. Begitu pula dengan nasib Amir Hamzah. Ia diculik, ditahan dan disiksa di sebuah perkebunan, lalu dipenggal.
Artikel Menarik Lainnya:
- 6 Rekomendasi Film Religi Islami Terbaik di Bulan Ramadan
- Main di Film Baru, Yesung Super Junior Viral di Twitter
- Oscar Terima Film yang Hanya Tayang di Platform Streaming Tahun Depan