Sipnosis Penumpasan Pengkhianatan G30 S PKI: Film Kontroversial, Diduga Alat Propaganda

- Selasa, 27 September 2022 | 10:45 WIB
Poster film Penmupasan Pengkhianatan G30SPKI. (Wikipedia).
Poster film Penmupasan Pengkhianatan G30SPKI. (Wikipedia).

Pada era Orde baru, film 'Penumpasan Pengkhianatan G30 S PKI' seolah menjadi wajib untuk ditonton di TVRI setiap memasuki tanggal 30 September. Harapannya, ada pelajaran sejarah yang bisa diambil.

Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI atau hanya Pengkhianatan G 30 S PKI disbeut film dokudrama yang dirilis tahun 1984 silam. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Arifin C. Noer, diproduseri oleh G. Dwipayana, dan dibintangi Amoroso Katamsi, Umar Kayam, dan Syubah Asa. 

Mengutip Wikipedia, film ini diproduksi selama dua tahun dengan anggaran sebesar Rp800 juta kala itu, film ini disponsori oleh pemerintahan Orde Baru Soeharto. 

Film ini dibuat berdasarkan pada versi resmi menurut pemerintah kala itu dari peristiwa "Gerakan 30 September" atau "G30S" yang ditulis oleh Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh, yang menggambarkan peristiwa kudeta ini didalangi oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Sipnosis Penumpasan Pengkhianatan G30 S PKI.

-
Adegan di film Penumpasan dan Pengkhianatan G30SPKI. (Wikipedia).

Film ini bercerita di saat 1965, dimana Indonesia berada dalam kekacauan. Presiden Soekarno (Umar Kayam) sedang sakit dan hampir mati. Sementara itu, konsep politiknya, Nasakom (nasionalisme, agama, dan komunisme) telah menyebabkan pertumbuhan besar anggota PKI. 

Baca Juga: Kesaksian Korban Pemberontakan PKI di Solo, Teman dan Saudaranya Mati Dibantai

Partai yang mencoba melakukan kudeta pada tahun 1948 ini telah menyerang dan membunuh orang di seluruh negeri. Presiden yang telah melemah juga dimanipulasi oleh partai ini. PKI telah merekayasa cerita, berdasarkan Dokumen Gilchrist yang palsu, bahwa Dewan Jenderal sedang mempersiapkan kudeta bila Soekarno mati. 

-
Adegan di film Penumpasan dan Pengkhianatan G30SPKI. (Youtube).

 

Aidit (Syubah Asa), Syam, dan kepemimpinan Partai Komunis diam-diam berencana untuk menggunakan ini sebagai alasan untuk kudeta mereka sendiri. Mereka berencana untuk menculik tujuh jenderal (yang dikatakan sebagai anggota Dewan Jenderal), merebut kota, dan mengamankan Soekarno. 

Pada malam 30 September, tujuh unit dikirim untuk menculik para jenderal yang terkait dengan Dewan Jenderal tersebut. Jenderal Abdul Harris Nasution (Rudy Sukma) berhasil melarikan diri melompati tembok, namun putrinya Ade Irma Suryani Nasution (Keke Tumbuan) justru tertembak, sementara atase militer Pierre Tendean (Wawan Wanisar) datang berlari keluar, memegang pistol; Tendean dengan cepat ditangkap, dan ketika ditanya di mana Nasution, mengaku dirinya adalah jenderal tersebut. 

-
Adegan di film Penumpasan dan Pengkhianatan G30SPKI. (Youtube).

 

Sementara itu, Ahmad Yani, yang melawan, tewas di rumahnya; Mayor Jenderal MT Haryono mendapat nasib yang sama. Kepala Jaksa Militer Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen Siswondo Parman, dan Letnan Jenderal Soeprapto ditangkap. Brigadir Jenderal DI Pandjaitan ikut dengan rela, tetapi ketika dia berdoa terlalu lama sebelum memasuki truk dia dibunuh. 

Mayat dan tahanan yang dibawa ke kamp G30S/PKI di Lubang Buaya, di mana para korban yang tersisa disiksa dan dibunuh. Tubuh mereka kemudian dilemparkan ke dalam sumur. 

Soeharto (Amoroso Katamsi), yang dibangunkan pagi buta, membantah pengumuman Untung, menyatakan dengan tegas bahwa tidak ada Dewan Jenderal dan membuat catatan-catatan tambahan tentang hakikat G30S. Karena ada kekosongan kekuasaan dengan meninggalnya Yani, Soeharto mengambil kendali sementara Angkatan Darat dan mulai merencanakan serangan-balik dengan anak buahnya; namun bagaimanapun dia tidak mau memaksakan pertempuran. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X