Pesan di Balik Film Pendek Garapan Spike Lee Pasca Kematian George Floyd

- Rabu, 3 Juni 2020 | 17:40 WIB
Kiri: opening adegan film pendek tentang George Floyd (Twitter/@spikelee), kanan; Sutradara Spike Lee dengan judul filmnya. (Instagram/@officialspikelee).
Kiri: opening adegan film pendek tentang George Floyd (Twitter/@spikelee), kanan; Sutradara Spike Lee dengan judul filmnya. (Instagram/@officialspikelee).

Diketahui George Flyod tewas usai mendapatkan perlakukan tidak mengenakan berupa penyekapan. Pada 25 Mei 2020, pria keturunan Afrika-Amerika tersebut terlihat berada di luar sebuah toko di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, kemudian ditangkap oleh polisi berkulit putih bernama Derek Chauvin dengan dugaan pemalsuan uang.

Peristiwa mencekam itu telah merenggut nyawa Floyd hanya dalam waktu 30 menit saja. Aksi brutal Chauvin terekam dalam sebuah video berdurasi pendek dan tersebar luas dengan cepat.

Peristiwa ini membuat sebagian besar masyarakat Amerika marah dan melakukan aksi penjarahan.

Buntut dari kejadian ini, sutradara ternama Amerika Serikat, Spike Lee merilis sebuah film pendek yang menyoroti kebrutalan dan rasisme yang dilakukan polisi. Film ini dianggap sangat related dengan situasi dan kondisi mencekam setelah kematian George Floyd.

Film berdurasi 1,5 menit ini diawali dengan tulisan bergaris merah yang mengatakan; "Will History Stop Repeating Itself."

Melansir dari laman NME, Rabu (3/6/2020), Film yang bertajuk 3 Brothers-Radio Raheem, Eric Garner and George Floyd di akun Twitter pribadinya @SpikeLeeJoint.

Video tersebut menampilkan beberapa potongan rekaman kematian Eric Garner di tahun 2014 dan video yang menewaskan Floyd beberapa minggu lalu. 

Selain itu, Spike Lee menambahkan adegan dari film garapannya yang berjudul 'Do The Right Thing' di tahun 1989. Film ini menampilkan karakter berkulit hitam, Radio Raheem yang tewas ketika ditahan polisi.

"Kenapa masih banyak yang belum memahami kejadian ini, bukanlah hal baru. Kerusuhan di tahun 1960 terjadi pembunuhan dr King. Dimana banyak masyarakat yang tidak mendapat keadilan padahal rakyat beraksi karena harus didengar," kata Lee.

Sebenarnya kematian orang berkulit hitam di tangan kepolisian AS bukanlah hal baru. Bisa dikatakan kasus yang merenggut nyawa Floyd adalah kasus keempat kalinya.

Bahkan, Beyonce penyanyi ternama dunia yang juga berkulit hitam mengatakan dukungannya atas keadilan untuk Floyd.

"Kita semua telah menyaksikan kebrutalan siang bolong tersebut di video. Kini tidak lagi menormalkan rasa sakit ini," pungkas Beyonce.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X