7 Fakta Unik Serial All of Us Are Dead Bergenre Sekolah, Aslinya Cuma 1 Murid SMA Beneran

- Kamis, 3 Februari 2022 | 17:33 WIB
Serial
Serial

Serial All of Us Are Dead menyajikan tayangan seru dan mendebarkan yang berkisah mengenai sekelompok murid SMA yang terperangkap di sekolah yang menjadi tempat penyebaran wabah zombie.

Mereka pun harus bersatu dan berjuang bersama untuk bertahan hidup sampai bala bantuan tiba.

Jika Anda penasaran untuk mengetahui lebih banyak hal mengenai "All of Us Are Dead", simak tujuh fakta menarik di bawah ini, dikutip dari siaran resmi Netflix, Kamis.

1. Webtoon aslinya digemari pemain

"All of Us Are Dead" diangkat dari sebuah webtoon populer karya Joo Dong-geun yang disebut sebagai novel grafis zombie bergaya Korea berkat imajinasinya yang liar, kisahnya yang mencekam, dan detailnya yang cermat.

Popularitas yang tinggi dari webtoon ini juga menjadi alasan para pemain untuk bergabung dalam serial live-action "All of Us Are Dead".

Yoon Chan-young menyatakan antusiasmenya ketika ditawarkan audisi karena familiar dengan webtoon aslinya.

Aktris Lee You-mi turut berkomentar, “Saya sudah membaca webtoon aslinya dan selalu penasaran dengan karakter yang saya perankan. Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk bisa memainkannya.”

Bagi sutradara Lee JQ sendiri, ada sebuah tekanan dan tanggung jawab besar dalam mengadaptasi sebuah webtoon legendaris.

“Kami bertemu dengan penulis aslinya dan berdiskusi banyak tentang bagaimana kami bisa menghidupkan ceritanya. Kami ingin mengangkat tentang harapan seperti apa yang harus dibawa ketika menjalani hidup, dan apa artinya menjadi manusia. Tidak hanya menghibur, kami juga ingin membuat sebuah drama yang dapat membuat orang berpikir.”

2. Faktor pembeda

Meskipun zombie bukan genre yang asing lagi di industri film Korea, "All of Us Are Dead" memiliki faktor unik yang membedakannya dari yang lain. Menurut sang sutradara, serial ini berfokus pada sekolah sebagai latar utamanya di mana kita dapat melihat anak-anak muda membuat pilihan mereka.

Aktor Lim Jae-hyeok menimpali bahwa latar sekolah juga tidak memungkinkan para murid untuk memiliki senjata ampuh - seperti senapan - layaknya kisah-kisah zombie lainnya. “Kami hanya menggunakan apa yang ada di sekitar, seperti peralatan sekolah, meja, dan kursi. Menurut saya, ini faktor yang sangat membedakan.”

3. Pelatihan laga yang menantang

Menyuguhkan banyak adegan laga, para pemain membutuhkan pelatihan tiga bulan yang menantang.

Yoon Chan-young berbagi kisah mengenai beratnya latihan bela diri yang dilakukan selama sejam penuh sebanyak tiga kali. Efek pelatihan ini juga dirasakan oleh Lomon yang hanya bisa terbaring di kasur selama tiga hari dan membutuhkan akupuntur.

Sutradara Lee JQ pun bercerita mengenai kekhawatirannya dan sang pengarah laga di awal mengenai para pemain yang sepertinya membutuhkan stunt double.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X