Rekomendasi anime yang wajib ditonton adalah I Want to Eat Your Pancreas alias Kimi no Suizou wo Tabetai. Sekilas judulnya mungkin terlihat kejam dan kanibal karena ingin memakan pankreas seseorang.
Tapi, jalan ceritanya ternyata sanggup bikin menangis. I Want to Eat Your Pancreas mengisahkan tentang seorang siswa SMA introvert dan tertutup yang secara tidak sengaja menemukan buku harian seorang teman sekelasnya berjudul "Living with Dying" (Hidup dengan Kematian).
Dalam buku harian tersebut, teman sekelasnya mengungkapkan bahwa dia menderita penyakit parah yang tidak bisa disembuhkan, yaitu kanker pankreas.
Baca juga: Review "Parasyte", Anime Tentang Remaja Kerasukan Parasit yang Ingin Menguasai Bumi
Sinopsis I Want to Eat Your Pancreas
Anime ini bercerita mengenai Shiga Haruki, seorang siswa SMA yang pemalu dan tertutup. Suatu hari, dia menemukan diary kelam milik gadis bernama Yamauchi Sakura. Gadis itu mengungkapkan bahwa dia menderita penyakit parah yang tak bisa disembuhkan, yaitu kanker pankreas. Haruki awalnya enggan, tetapi kemudian tertarik untuk mendekati gadis itu dan berbagi waktu bersamanya.
Namun Sakura memiliki kepribadian yang ceria dan antusias terhadap hidup, padahal ia tahu bahwa hidupnya tidak akan lama. Dalam perjalanan waktu, mereka mulai menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita, dan mengeksplorasi kehidupan dengan cara yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
Haruki yang awalnya menjaga jarak, terbuka dan menemukan arti dalam hubungan mereka. Haruki mulai membuka hatinya, memahami kehidupan dan kematian dari perspektif berbeda.
Tanpa disadari, Haruki pun jatuh hati. Sayang, kondisi Sakura semakin memburuk dan keduanya harus menghadapi kenyataan tak terelakkan.
Review I Want to Eat Your Pancreas
I Want to Eat Your Pancreas adalah sebuah anime yang memukau dengan cerita mendalam dan penuh emosi. Film ini menggambarkan perjalanan yang penuh kehidupan dan menghadirkan tema kematian dengan cara sangat berani.
Dari sinopsisnya saja kamu mungkin sudah langsung tau kalau anime ini memiliki sad ending. Tidak ada keajaiban di akhir. Namun, anime ini justru mengajarkan bahwa keajaiban ada di sepanjang proses kehidupan.
Pengembangan karakternya juga bisa dinikmati dengan baik. Pemuda pemalu yang menjadi narator cerita, dan gadis ceria yang menderita penyakit, saling melengkapi satu sama lain dengan cara yang tidak terduga.
Selain itu, anime ini berhasil menangkap dengan sempurna nuansa melankolis dan keindahan dalam momen-momen sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Penggambaran visual yang indah dan desain karakter yang khas memberikan atmosfer yang kaya dan menghidupkan suasana di dalam cerita. Penggunaan musik yang tepat juga membantu menguatkan kesan emosional dan meningkatkan intensitas cerita.
Kekurangannya mungkin adalah plot yang terasa terlalu diprediksi, sehingga kamu mungkin merasa kurang terkejut dengan arah cerita.
Meski begitu, endingnya sangat memuaskan dari segi kesedihan. Dijamin akan menangis kejer jika benar-benar mendalami ceritanya dari awal. Jadi, jangan lupa siapin tisu ya!
