Alec Baldwin mengaku enggak bersalah atas penembakan yang menyebabkan seorang sinematografer, Halyna Hutchins saat di lokasi syuting film Rust.
Aktor tersebut juga menyetujui persyaratan pengadilan yang memungkinkannya untuk menyelesaikan syuting film tersebut.
Salah satunya larangan menggunakan senjata dan minium alkohol, demikian laporan dilansir The Guardian.
Baik Baldwin dan pembuat senjata film, Hannah Gutierrez Reed yang bertanggung jawab atas senjata di set menghadapi dua tuduhan alternatif pembunuhan.
Baca Juga: Kasus Penembakan Alec Baldwin Berakhir Damai, Syuting Film 'Rust' Dilanjutkan 2023
Jaksa mengajukan dakwaan alternatif karena meningkatkan kemungkinan vonis, memberi juri ruang lingkup yang lebih besar untuk mengembalikan vonis bersalah.
Jika terbukti bersalah, mereka menghadapi hukuman 18 bulan penjara dan denda $5.000.
Sebelumnya, pada Oktober 2022 lalu, proses syuting film Rust dapat dilanjutkan setelah kasus penembakan yang dilakukan Alec Baldwin itu telah mencapai kesepakatan damai dengan pihak produksi film.
"Kami mencapai kesepakatan, namun bergantung pada hasil pengadilan untuk kasus kematian melawan produser Rust, termasuk Alec Baldwin dan Rust Movie Productions," kata Matthew Hutchins, suami dari korban, mendiang Halyna Hutchins dilansir Variety.
Baca Juga: Alec Baldwin Kembali Aktif Setelah 5 Bulan Insiden Penembakan di Lokasi Syuting 'Rust'
Adapun salah satu kesepakatan damai itu yakni Matthew Hutchins akan menjadi produser eksekutif film Rust.
Nantinya, dia akan bergabung bersama para pemain utama yang telah ditetapkan untuk melanjutkan proses produksi di awal tahun depan.
"Saya tidak tertarik untuk terlibat dalam tudingan atau atribusi kesalahan (kepada produser atau Baldwin). Kami percaya kematian Halyna murni kecelakaan yang mengerikan," kata Matthew.
"Saya bersyukur bahwa produser dan komunitas hiburan bersatu untuk memberikan penghormatan kepada karya terakhir Halyna," tambahnya.
