Alasan Kisah Detektif Kindaichi Tak Bisa Disamakan dengan Detektif Conan, Ini Perbedaannya

- Senin, 13 Juni 2022 | 14:34 WIB
Serial Detektif Kindaichi. (IMDB).
Serial Detektif Kindaichi. (IMDB).

Untuk kesekian kalinya, serial manga Detektif Kindaichi baru-baru ini kembali diadaptasi dalam serial televisi berjudul 'The Files of Young Kindaichi' yang kini tayang di Disney Hotstar. Diperankan oleh Shunsuke Michieda, serial ini menghidupkan kembali tokoh dari manga gubahan Seimaru Amagi dan Fumiya Sato yang terbit 1992 silam.

Dari pantauan Indozone, episode pertama mengangkat kasus dari volume 4 dan 5 dari File kasus No. 4 berjudul  "Gakuen Nanafushigi Satsujin Jiken Ichi" atau "School's Seven Mysteries Murder Case". Kasus ini juga sudah pernah diangkat di serial live actionnya pada1995 silam dan diperankan Tsuyoshi Domoto.

Terhitung saat tulisan ini dibuat, cerita serial Kindaichi sudah berjalan sepanjang 7 episode dan tersisa 3 episode lagi. Beberapa penonton yang sudah menyaksikan dorama ini menyebutkan beberapa kasus ada yang diambil dari manga, kasus yang rumit dna penuh plot twist, sampai banyak komentar yang tertuju kepada Shunsuke Michieda yang dirasa belum istimewa di para penggemar Kindaichi.

Namun tulisan kali ini tidak ingin mengulas lebih dalam serialnya tersebut. Hal yang ingin diutarakan lebih ke pembahasan posisi cerita Detektif Kindaichi di tengah kepopuleran cerita Detektif Conan. Termasuk membahas perbedaan antara kedua kisah detektif SMA tersebut.

Perbedaan cerita Detektif Kindaichi dan Detektif Conan.

Pada awal kemunculannya di Indonesia, kisah Detektif Kindaichi sering dibanding-bandingkan dengan Detektif Conan. Bahkan ada beberapa artikel yang mempertanyakan mengapa cerita Kindaichi tidak sepopuler Detektif Conan.

Yang paling aneh dan kurang riset adalah adanya pendapat yang kurang riset lantara menganggap cerita Kindaichi copy paste cerita Shinichi Kudo/Conan Edogawa. Padahal dalam sejarahnya, cerita Kindaichi dua tahun lebih dulu terbit dari Conan). 

-
Serial Detektif Kindaichi. (hotstar).

Perbedaan paling kentara dari kedua ceritanya ada di produksi, inspirasi, target pembaca, dan sub genre. 

Produksi. 

Berbeda dengan Conan yang penulis dan ilustratornya satu orang Ayoama Gosho saja, penulis cerita Kindaichi dan ilustratorbya beda-beda dalam beberapa cerita, yang paling terkenal memang Seimaru Amagi dan Fumiya Sato sebagai ilustrator. Sisanya banyak penulis lain yang menulis, termasuk yang manga versi Kindaichi sudah berusia 37 tahun. 

Selain itu, inspirasi nama Conan Edogawa berasal dari dua nama penulis detektif Arthur Conan Doyle dan Edogawa Rampo. Sementara  Kindaichi diambil dari nama tokoh detektif fiksi klasik Jepang Kosuke Kindaichi karangan Seishi Yokomizo, yang akhirnya disebut di manga sebagai kakeknya Hajime. 

Inspirasi dan Subgenre 

Inspirasi cerita Kindaichi lebih ke arah cerita detektif era Golden Age di abad 20 secara umumnya. Walaupun beberapa kasus Conan juga terinspirasi hal yang sama, tapi cerita Kindaichi lebih spesifiknya ke cerita detektif Jepang klasik yang gabungin whodunnit, impossible murders, circle suspect yang disisipi urban legend di Jepang. Rata-rata ceritanya setipe dan semua inspirasi genre itu disatuin dalam satu kasus. 

Sementara inspirasi cerita Detektif Conan lebih variatif. Ada cerita penelusuran, whodunit, police procedural, spy fiction, hardboiled, crime organization, bahkan tipikal juvenile misteri yang tokohnya teman-teman kecil Conan. Semuanya dipisah-pisah, tidak disatuin. Tambahan lain Aoyama Gosho juga selipkan unsur scifi mini di racun pengecil tubuh, alat-alat Agasa, dan lain-lain. 

Manga cerita Kindaichi itu klo diibaratkan seperti novel, sementara Conan itu kayak antologi kumpulan kasus. Makanya kasusnya Kindaichi lebih panjang (satu kasus bisa sampe 2 volume), dibandingkan cerita Conan yang lebih pendek (satu volume bisa ada 3 kasus). Hal ini berhubungan dengan inspirasi dan genrenya Kindaichi yang homogen.

Target pasar.

Target pasar cerita Detektif Conan itu untuk 11-12 tahun ke atas. Makanya latar waktu detektif Conan itu dibekukan (time freeze), ceritanya dibuat ringan dan light, namun dengan trik yang gak bisa ditebak untuk anak seusia itu bahkan yang umurnya di atas itu.  Sedangkan untuk Kindaichi, target pembaca ke remaja 15 tahun ke atas. Makanya ceritanya lebih gelap, serius, dan agak mesum. 

Mungkin kalau ada pembaca baca Conan dari kecil, sampai akhirnya beranjak dewasa, kasus dari volume terbaru yang disajikan lebih mudah bisa ditebak karena sudah tahu polanya. Tapi kasus-kasus itu masih memikat bagi pembaca yang usianya lebih muda.  Rata-rata pembaca berusia 25-35 dan masih baca Conan edisi terbaru yang saya kenal penasaran pengen tahu ending BO atau karena memang kolektor. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X