Joaquin Phoenix Utarakan Isu Kesetaraan Gender saat Pidato Oscar 2020

- Senin, 10 Februari 2020 | 16:50 WIB
Joaquin Phoenix (Oscars)
Joaquin Phoenix (Oscars)

Joaquin Pheonix sukses membawa pulang Piala Oscar 2020 lewat perannya di film 'Joker'. Dalam pidato kemenangannya, Joaquin menyatakan rasa syukur dan berterima kasih pada Oscar yang sudah memberi kepercayaan padanya untuk memegang predikat aktor terbaik. 

“Saya sangat berterima kasih pada Oscar. Saya tidak merasa mengungguli rekan nominasi atau siapa pun di ruangan ini, karena saya yakin semua memiliki berbagi cinta yang sama untuk dunia perfilman, dan bentuk ekspresi ini telah memberi saya kehidupan yang paling luar biasa. Saya tidak akan jadi apa tanpa tanpa itu semua,” ucapnya dalam pidato.

Dalam kesempatan itu, Joaquin sempat mengutarakan pandangannya yang berkaitan dengan isu kesetaraan gender. Menurutnya, berkontribusi dalam dunia perfilman merupakan hadiah spesial karena dengan terjun ke industri ini, ia bisa mewakili suara mereka yang tidak tersampaikan terkait isu-isu sosial tersebut. 

“Saya telah memikirkan beberapa masalah menyedihkan yang kita hadapi secara bersama. Saya pikir terkadang kita merasa atau dibuat merasa bahwa masing-masing dari kita tengah berjuang menghadapi berbagai masalah yang berbeda. Tetapi bagi saya, saya melihat kesamaan. Entah saat kita berbicara tentang ketidaksetaraan gender, rasisme atau homoseksualitas, hak adat atau hak binatang, kita semua sama-sama tengah berbicara tentang perang melawan ketidakadilan,” lanjutnya. 

Joaquin juga berbicara mengenai hak kesetaraan gender di panggung Oscar 2020. Semua makhluk hidup di dunia sama-sama memiliki hak untun hidup dan mendapatkan keadilan. Kehidupan duniawi saat ini, dirasakan pemeran Joker itu sudah melewati batas. Banyak sekat-sekat yang membatasi diri seseorang untuk mendapatkan hak-haknya dan ini harus dilawan demi keberlangsungan hidup yang lebih baik. 

“Kita berbicara tentang perjuangan melawan kepercayaan bahwa satu bangsa, satu orang, satu ras, satu jenis kelamin, satu spesies, memiliki hak untuk memiliki, menggunakan, mengendalikan yang lain dan tidak untuk dihakimi,” ujarnya. 

“Saya pernah menjadi bajingan, saya egois. Kadang-kadang saya juga kejam, sulit diajak kerja sama dan saya bersyukur bisa mendapat kesempatan kedua. Saya amat bersyukur bahwa banyak di antara tamu yang datang di ruangan ini memberi saya kesempatan emas. Ketika sudah demikian, kita harus memanfaatkannya dengan baik. Kita tidak harus menolak satu sama lain karena kesalahan yang kita perbuat di masa lalu. Tapi coba beri lembaran baru, kita harus saling mendukung saling membantu untuk berkembang. Saling mendidik dan saling menuntun untuk menjadi orang yang lebih baik di masa mendatang,” pungkasnya.
 
 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X