Usaha Hideaki Takizawa Jadi Dokter Bedah di A Lone Scalpel

- Sabtu, 11 Januari 2020 | 08:28 WIB
Aktor Jepang Hideaki Takizawa (Twitter/@Takizawa_FP_
Aktor Jepang Hideaki Takizawa (Twitter/@Takizawa_FP_

A Lone Scalpel drama terbaru yang disebut-sebut akan membuat penonton jatuh cinta. Ceritanya mengenai ahli bedah yang belajar di Amerika Serikat dan sekarang bekerja di rumah sakit swasta di daerah pedesaan.

Apalagi untuk penggemar aktor tampan Hideaki Takizawa. Dia berperan sebagai sebagai Tetsuhiko Toma, karakter utama di drama ini.

Dengan latar belakang tahun 1980-an, di mana transplantasi organ internal dianggap tabu dan belum disahkan di Jepang. Toma percaya bahwa setiap orang di rumah sakit berhak menerima perlakuan yang sama seperti rumah sakit universitas di kota-kota lain.

Mengingat pengetahuan serta paparan Toma terhadap kemajuan media di luar negeri, dia menantang kebiasaan lama rumah sakit dan memohon transplantasi organ hati, operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

-
A Lone Scalpel (Twitter/@GEMtvasia)

Unik
 

Hideaki Takizawa adalah salah satu penyanyi dan aktor terkenal di Jepang. Selain menjadi mantan anggota duo Tackey dan Tsubasa, dia saat sudah tidak aktif sebagai aktor dan penyanyi melainkan menjabat sebagai Wakil Presiden Johnny & Associates serta Presiden Johnny’s Island.

Meskipun sudah berkecimpung di industri ini selama lebih dari 20 tahun, A Lone Scalpel dianggap sebagai drama yang unik bagi Hideaki.


“Ini pertama kalinya saya mendapatkan peran seorang dokter. Saya merasakan adanya tekanan untuk bekerja keras ketika dihadapkan dengan tantangan baru. Saya berharap untuk belajar tentang tugas seorang dokter bedah, sehingga saya dapat mendalami peran dengan penuh keyakinan saat syuting dimulai dan berkontribusi pada kisah yang brilian ini, ”kata Hideaki Takizawa.

Nakamura Toru yang memerankan Go Sanekawa mengungkapkan alasannya setuju bermain di drama ini. Menurutnya, A Lone Scalpel bercerita tentang rangkaian layanan kesehatan Jepang pada tahun 1989 yang cocok dibagikan untuk penonton.

"Saya terkejut menyadari bahwa 30 tahun telah berlalu sejak tahun 1989. Namun, saya percaya ini adalah periode waktu yang tepat untuk bekerja bersama, karena kita dapat menggambarkan kekhawatiran, konflik, dan keraguan orang-orang yang hidup di zaman tanpa smartphone, ”kata Nakamura Toru.


Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X