Review ‘The Night Agent’, Ketika Agen FBI Jadi Tumbal Konspirasi Politik Gedung Putih

- Jumat, 28 April 2023 | 16:52 WIB
Adegan di serial 'The Night Agent'. (IMDB).
Adegan di serial 'The Night Agent'. (IMDB).

Netflix seakan nggak ada habisnya menayangkan serial bergenre thriller politik yang penuh konspirasi. Kali ini, konspirasi politik tersebut diceritakan secara detail dalam serial The Night Agent yang sukses menduduki peringkat teratas Netflix global selama beberapa minggu sejak awal penayangannya. 

Serial yang dibintangi oleh Gabriel Basso, Luciane Buchanan, Hong Chau, Fola Evans-Akingbola, DB Woodside, dan sederet pemain lainnya menceritakan tentang konspirasi politik dibalik Gedung Putih yang menumbalkan agen FBI.

Sebelumnya, The Night Agent sudah lebih dulu diterbitkan dalam sebuah novel karya Matthew Quirk tahun 2019 sebelum akhirnya diadaptasi menjadi sebuah serial televisi spy thriller oleh Shawn Ryan dalam sepuluh episode.

Baca Juga: 5 Drama Korea yang Angkat Mitologi dan Cerita Rakyat Korea Selatan, Seru Banget!

Sinopsis The Night Agent

-
Adegan di serial 'The Night Agent'. (IMDB).

The Night Agent menceritakan petualangan Peter Shuterland (Gabriel Basso) yang merupakan agen FBI tingkat rendah sekaligus pahlawan nasional Amerika Serikat setelah berhasil menghentikan aksi peledakan bom di kereta yang menyelamatkan banyak nyawa. Sayangnya, meski berusaha mengejar sang pelaku namun pada akhirnya ia berhasil lolos setelah Peter tertabrak mobil.

Sejak kejadian tersebut, Peter direkrut untuk bekerja di Gedung Putih oleh Diane Farr (Hong Chau) yang merupakan Kepala Staf Presiden. Jadi selain bekerja sebagai agen FBI, Peter juga seorang pegawai di ruang bawah tanah Gedung Putih yang ditugaskan untuk menerima sebuah telepon dari mata-mata yang bahkan hampir tidak pernah berdering. Bisa dibilang, Peter adalah karyawan gabut dengan pekerjaan yang nggak penting, tapi di tempat yang sangat penting. 

Tapi siapa sangka, sebuah telepon dari Rose Larkin (Luciane Buchanan) seorang mantan CEO perusahaan teknologi, akan menjadi mimpi buruk sekaligus mengubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Ia berusaha kabur dari seorang pembunuh, setelah paman dan bibinya memberikan nomer telepon night action untuk meminta bantuan. Setelah berhasil diselamatkan, Rose yang masih ketakutan dan tidak percaya bahwa paman dan bibinya adalah seorang mata-mata Presiden, akhirnya diamankan oleh Peter atas perintah Diane Farr. 

Benar saja, sejak saat itu Peter dan Rose selalu dikejar oleh dua pembunuh bayaran yang sama. Terjebak oleh situasi yang rumit, Peter dan Rose memutuskan untuk mencari tahu kebenaran dibalik pembunuhan paman dan bibi Rose yang ternyata membawa keduanya pada sebuah konspirasi politik mengejutkan di dalam Gedung Putih.  

Banyak karakter, makin banyak yang dicurigai 

-
Adegan di serial 'The Night Agent'. (IMDB).

Meski pemain utamanya jelas pada Peter Sutherland dan Rose Larkin, tapi The Night Agent memiliki beberapa karakter penting lainnya yang nggak bisa terlewatkan. 

Selain Diane Farr, karakter kuat lainnya secret service Chelsea Arrington (Fola Evans-Akingbola) yang ditugaskan untuk menjaga puteri Wakil Presiden Redfield (Christopher Shyer) bernama Maddie Redfield (Sarah Desjardins) bersama partner barunya Erik Monks (DB Woodside), yang baru kembali bekerja pasca dirinya tertembak setelah menyelamatkan Presiden AS sebelumnya. Pengalamannya akan membantu kasus penculikan puteri Wakil Presiden AS yang ternyata bersinggungan dengan kasus Peter.

Setelahnya, pengembangan cerita dan benang merah antar karakter makin seru dan menarik. Semua orang dipandang sebagai tersangka yang potensial dalam beberapa skandal. 

Konflik kepercayaan pun mulai terjadi, seperti yang dikatakan paman dan bibi Rose sebelum keduanya terbunuh bahwa ada pengkhianat dalam Gedung Putih. Rasanya, penonton juga ikut menebak hampir semua orang yang dianggap berpotensi sebagai traitor. 

Chemistry kuat dan karakter no menye-menye

-
Adegan di serial 'The Night Agent'. (IMDB).

Kayaknya nggak perlu diragukan lagi chemistry tiap lakon di serial ini. Semuanya aktingnya epik! Mulai dari Peter dan Rose yang nggak perlu banyak adegan mesra, tapi body language dan act of service keduanya untuk saling melindungi berhasil bikin penonton baper. 

Chelsea dan Maddie yang membuktikan kalau secret service dan puteri Wakil Presiden bisa jadi bestie yang selalu ada. Kita bisa melihat ikatan emosional dari dua karakter yang berbeda. Terlebih, saat Chelsea mengetahui kalau Maddie diculik, emosi yang ditunjukkannya antara ketakutan dan perasaan bersalah. Jika sesuatu terjadi pada Maddie, karirnya tentu akan berakhir tetapi itu juga berarti ia akan kehilangan teman dekatnya. 

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Rekomendasi

Terkini

X