INDOZONE.ID - Kisah perjuangan dan nestapa masyarakat setelah Perang Dunia II menjadi inspirasi bagi sineas Italia untuk menghasilkan film neorealisme. Genre ini menampilkan representasi realistis dari kehidupan masyarakat, dengan menggunakan aktor non profesional dan latar lokasi spesifik, serta detail-detail kehidupan sehari-hari.
Meski pertama kali dikenal di Italia, genre neorealisme kini telah menyebar ke Amerika Serikat dan menjadi lawan dari genre eskapisme. Bagi kamu yang ingin tahu lebih banyak tentang film neorealisme, berikut tujuh film neorealis terbaik.
1. Bicycle Thieves (1948)

Film berjudul Bicycle Thieves ini merupakan salah satu karya terbaik dari Vittorio De Sica, seorang pelopor dalam genre neorealisme Italia. Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang ayah dan putranya dalam mencari sepeda yang dicuri. Sepeda tersebut merupakan satu-satunya aset sang ayah yang diperlukan untuk mencari nafkah.
Bukan hanya ceritanya yang menggugah perasaan, latar belakang film ini yang diambil dari kondisi Roma usai Perang Dunia II, yang masih dipenuhi masalah kemiskinan dan pengangguran, membuatnya semakin mengena. Bicycle Thieves adalah salah satu film klasik yang patut kamu tonton jika kamu suka dengan film Life is Beautiful yang legendaris.
Meskipun dibuat pada tahun 1948, Bicycle Thieves masih memiliki daya tarik yang kuat untuk ditonton oleh kaum milenial. Film ini berhasil memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan masyarakat Italia pada masa itu dan mampu membangkitkan empati dari penontonnya.
2. Pusher (1996)

Selanjutnya ada film Pusher karya sutradara Denmark, Nicolas Winding Refn, yang berlatar pada tahun 1990-an di Copenhagen. Film ini mengisahkan tentang Frank (Kim Bodnia) dan Tony (Mads Mikkelsen), dua sahabat yang berprofesi sebagai pengedar narkoba kelas teri.
Namun, satu insiden tak terduga membuat mereka terlilit utang pada gembong narkoba terbesar di kota itu, Zlatko Buric. Konflik yang dihadapi oleh karakter-karakter utama terasa sangat realistis dan diperankan dengan sangat natural, meskipun pada saat itu, para aktornya masih berstatus sebagai pendatang baru di industri film.
Meskipun Pusher termasuk dalam genre aksi-kriminal, namun film ini tidak hanya berfokus pada adegan-adegan aksi semata. Film Pusher mengeksplorasi sudut pandang yang berbeda dari karakter-karakter utamanya, memberikan sudut pandang yang lebih dalam mengenai kehidupan para pengedar narkoba. Dengan jalan cerita yang menarik dan penuh dengan ketegangan, Pusher berhasil menjadi salah satu film terbaik di Denmark pada masanya.
Baca juga: Review “Dabbe: The Possesion” Film Horror Turki bergaya Found Footage!
3. The Promise (1996)

Kemudian film Olivier Gourmet mungkin tidak terlalu dikenal di kalangan generasi milenial, namun ia adalah sosok senior yang berpengalaman di industri perfilman Eropa. Salah satu film yang melibatkannya pada awal karier adalah The Promise, sebuah film neorealis yang mengisahkan tentang penyelundupan tenaga kerja ilegal di Belgia.
Gourmet memerankan karakter pria Belgia bernama Roger yang terlibat dalam bisnis gelap tersebut. Ketika inspeksi mendadak dilakukan, salah satu pekerja migran ilegal di bawah naungannya mengalami cedera parah saat hendak bersembunyi. Hal ini membuka mata putra Roger tentang sifat asli sang ayah dan bisnis gelap yang dioperasikannya.
Meskipun tidak seterkenal film neorealis lainnya, The Promise menawarkan representasi yang realistis tentang realita sosial di Belgia pada saat itu. Film ini mengangkat isu penyelundupan tenaga kerja ilegal dan kecenderungan beberapa orang untuk memanfaatkannya demi keuntungan bisnis pribadi. Akting natural Gourmet juga menambah kredibilitas karakter yang dimainkannya dalam film ini.
4. Wendy and Lucy (2008)

Film "Wendy and Lucy". (Imdb)
Lalu ada Wendy and Lucy merupakan film indie Amerika yang dianggap sebagai salah satu yang terbaik dalam genre tersebut, menghadirkan kisah hidup seorang perempuan muda bernama Wendy yang melakukan perjalanan dengan mobil ke Alaska bersama anjing kesayangannya, Lucy. Di tengah perjalanan, mobil Wendy mogok dan ia harus mencari cara untuk memperbaikinya, sambil merawat Lucy yang sedang sakit.
Namun, tantangan Wendy tidak berhenti di situ. Ia harus menghadapi berbagai rintangan, seperti kehabisan uang, kehilangan identitas, dan bahkan kehilangan Lucy. Film ini bukanlah drama Hollywood yang dibumbui dengan banyak adegan aksi, melainkan sebuah cerita tentang kehidupan sehari-hari yang tidak selalu mudah.
Film ini juga menjadi pelopor film yang mengangkat isu tunawisma di Amerika Serikat. Wendy adalah sosok perempuan muda yang berjuang untuk bertahan hidup, bahkan ketika situasinya sangat sulit dan tidak adil.
Michelle Williams berhasil memerankan karakter Wendy dengan sangat baik, menghadirkan nuansa kesedihan, keputusasaan, dan keberanian dalam satu paket yang indah. Film ini akan memukau kamu yang mencari cerita yang jauh dari kesan komersial dan menyentuh hati dengan isu yang relevan hingga saat ini.
5. Capernaum (2018)

Film tentang neorealis selanjutnya berjudul Capernaum dari Lebanon yang berhasil meraih nominasi Oscar pada tahun 2019. Film ini mengangkat tema sosial tentang kesulitan hidup anak-anak di negara tersebut. Dalam film ini, Zain Al Rafeea berhasil memukau penonton dengan akting naturalnya sebagai Zain, seorang anak kecil yang merasakan betapa sulitnya hidup di lingkungannya.
Kisah hidup Zain di dalam film seolah menjadi cerminan realitas kehidupan anak-anak di Lebanon yang hidup dalam kemiskinan dan konflik yang berkepanjangan. Hal tersebut dibuktikan dengan penggambaran tempat tinggal mereka yang sangat sederhana dan kurang layak, ditambah dengan kurangnya perhatian dari orang dewasa terhadap masa depan anak-anak mereka.
Tidak hanya itu, Capernaum juga menggambarkan situasi para pencari suaka di Lebanon yang berjuang untuk bertahan hidup di tengah-tengah kesulitan. Kehadiran karakter Rahil, seorang pengungsi Ethiopia yang menjadi teman Zain, juga berhasil menggambarkan betapa sulitnya hidup mereka di negara tersebut.
Melalui Capernaum, sutradara Nadine Labaki berhasil mengajak penonton untuk membuka mata dan hati terhadap situasi sosial yang terjadi di sekitar kita. Film ini menjadi sebuah pengingat bagi kita bahwa masih banyak orang yang hidup dalam kesulitan dan penderitaan di negara-negara yang mungkin tidak kita sadari.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Reflection of You, Kisah Adaptasi Novel Populer
6. Luzzu (2021)

Keenam ada film luar negeri Luzzu, yang merupakan sebuah film yang bisa menjadi tontonan baru yang menarik untuk kamu yang menyukai genre neorealis. Dari negara Malta, film ini mengambil tema tentang nelayan tradisional muda yang harus berhadapan dengan perubahan zaman dan kejamnya dunia industri besar. Nelayan tersebut harus mengikuti arus demi menafkahi keluarganya yang kecil.
Di tengah ketidakpastian, ia harus berurusan dengan industri besar yang hanya memikirkan keuntungan semata. Film ini mencerminkan kapitalisme dan kenyataan pahit yang dirasakan banyak orang, tidak hanya di Malta, namun di seluruh dunia. Luzzu mampu memberikan kritik pedas terhadap kondisi sosial yang masih terjadi hingga saat ini.
Tidak hanya itu, gaya sinematografi yang diusung oleh film ini juga patut di acungi jempol. Film ini mampu menampilkan keindahan laut di sekitar Malta dan menghadirkan nuansa dramatis yang sangat memukau. Meski bercerita tentang kehidupan yang sulit, namun film ini juga mengandung harapan yang kuat. Luzzu terasa seperti sebuah karya neorealis klasik dari Italia, namun dengan latar belakang yang berbeda.
Dalam era modern seperti sekarang, Luzzu mengingatkan kita akan pentingnya menjaga tradisi dan kearifan lokal. Film ini juga membawa pesan moral bahwa kita harus menghargai pekerjaan orang lain dan bahwa setiap orang berhak atas hidup yang layak dan sejahtera. Keseluruhan, Luzzu merupakan sebuah film yang sangat memikat hati dan mengundang refleksi tentang isu-isu sosial yang terus terjadi di dunia.
7. Playground (2021)

Terakhir ada Playground adalah film neorealis yang membahas isu perundungan di kalangan anak-anak di sekolah. Film ini diambil dari sudut pandang korban (seorang kakak laki-laki) dan saksi (adik perempuan). Sang kakak meminta adiknya untuk tutup mulut, namun saat adiknya tidak sengaja membocorkan rahasia tersebut, ia pun ikut menjadi korban perundungan.
Tidak hanya itu, Playground juga menyoroti isu kekerasan dan tekanan yang sering terjadi di kalangan anak-anak di sekolah. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan peran kita dalam mencegah dan mengatasi perundungan di sekolah.
Playground juga bukanlah satu-satunya film neorealis yang berlakon anak-anak. Film-film seperti Tomboy (2011), "Girl" (2018), dan yang terbaru, Close (2022) juga turut menyoroti isu-isu serupa. Dalam film-film tersebut, penonton akan melihat bagaimana anak-anak menghadapi berbagai masalah yang sulit dan berat untuk mereka tangani.
Dalam era digital seperti sekarang ini, isu perundungan di sekolah semakin kompleks dan meresahkan. Oleh karena itu, film-film neorealis seperti Playground bisa menjadi sarana edukasi dan refleksi bagi kita semua, terutama dalam membangun lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi anak-anak.
Jadi, apakah kamu siap untuk terus menggali isu-isu kehidupan melalui genre neorealis di dunia film? Mungkin film-film tersebut bisa jadi pilihan yang tepat untukmu. Tidak hanya menampilkan kisah yang mengharukan, namun juga memberikan sudut pandang yang berbeda mengenai realitas kehidupan. Jadi, jangan ragu untuk mencari tahu dan menonton film-film neorealis yang dapat memberikan pelajaran berharga tentang kehidupan.
Artikel menarik lainnya:
- Mengintip Sukacita Sineas Perempuan Asia Tenggara di Reflection of Me Persembahan Netflix
- 3 Variety Show Seru yang Dibintangi BTS, Army Wajib Banget Nonton!
- Dijamin Merinding! Nih Rekomendasi Film Found Footage Horor
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini
