Komika yang mulai beralih ke dunia perfilman, Ernest Prakasa, rupanya sempat sakit hati karena karya film pertamanya dinilai sekelas sinetron.
Namun, diakui Ernest, ketersinggungannya itu, tidak membuatnya putus asa dan berhenti mencoba membuat film lagi.
Memastikan kritik itu valid, Ernest bahkan bertanya langsung kepada pihak bersangkutan. Beberapa poin yang menilai film perdana Ernest mirip sinetron rupanya karena beberapa furniture dalam film.
"Waktu itu film pertama saya dibilang mirip FTV, sakit hati sih. Tapi waktu itu saya coba nanya, kenapa? katanya murahan. Apanya yang murahan? ya semuanya, bajunya, mebelnya, ya emang bener. Film ini dibuat dengan buget yang murahan," ungkapnya dalam Smartfren Wow Talk di econvention Ancol, Minggu (10/11).
Belajar dari kritikan itu, Ernest memberikan saran agar semua orang yang ingin memulai bisnis dalam bidang apapun, harus tahan dengan kritikan, apalagi kritikan di dunia maya.
Pasalnya ungkap Ernest, banyak milenials yang miliki kemampuan bagus untuk di publis di media sosial dan berpotensi jadi bisnis malah takut kritikan netizen.
"Sampai kapanpun mau sebagus apapun kamu berkarya pasti akan ada orang enggak suka. Jadi kalian fokus ke orang yang suka aja. Sekarang memang yang bikin takut itu adalah bacotnya. Berani mencoba dulu jangan hanya bermimpi saja," pungkasnya.
Saat ini, komika berusia 37 tahun ini sudah menghasilkan karya diantaranya Cek Toko Sebelah, Stip & Pensil, Susah Sinyal dan yang terbaru adalah Imperfect.
