Pengamat Hikmat Darmawan Berkata Industri Film Indonesia Perlu Diubah, Tak Andalkan Biosko

- Selasa, 23 Februari 2021 | 13:04 WIB
Ilustrasi bioskop. (photo/Ilustrasi/Pexels/Nathan Engel)
Ilustrasi bioskop. (photo/Ilustrasi/Pexels/Nathan Engel)

Pengamat film sekaligus Anggota Komite Film Dewan Kesenian Jakarta, Hikmat Darmawan mengatakan industri film Indonesia perlu ubah model bisnis agar tidak lagi bergantung pada bioskop dan mencoba konsep film berbiaya produksi rendah, untuk kembali menggairahkan layar lebar di tengah pandemi COVID-19.

Hikmat Darmawan mengatakan untuk saat ini sumber penghasilan terbesar pelaku industri film masih berasal dari penjualan tiket di bioskop. Tapi dikarenakan pandemi, banyak bioskop dilaporkan harus beroperasi dengan sejumlah pembatasan yang berakibat pada penjualan tiket.

"Mau tidak mau bukan sekadar bertahan atau berharap tapi harus mengubah paradigma maupun model bisnisnya. Paradigmanya adalah tidak bisa lagi mengandalkan bioskop, kemudian dilemanya lantas apa yang okupansi setara dengan arus pendapatan dari pembelian karcis. Yang tersedia sebagai platform utama di pandemi adalah OTT (layanan over the top)," ungkapnya Hikmat Darmawan kepada ANTARA.

"Tidak lagi mengandalkan pada big budget box office movie. Apalagi untuk kasus Indonesia. Kalau Hollywood masih punya infrastruktur untuk memproduksi film big budget box office movie walaupun ekspetasi penonton jatuh. Mereka punya infrastruktur yang kokoh untuk memproduksi film seperti itu," lanjutnya.

"Menurut saya singkatnya model pembuatan film berbiaya kecil yang ceritanya non fantasi tapi lebih dekat dengan pengalaman manusia sehari-hari, drama, itu mungkin akan lebih rasional dan akan lebih banyak dimuat," jelasnya. 

Dia juga mengatakan bahwa saat ini produksi film animasi juga menjadi peluang baru yang bisa dimanfaatkan oleh pembuat film untuk mengakali situasi pandemi dengan adanya pembatasan.

"Kedua mungkin adalah kalau ada pebisnis yang jeli matanya adalah apa yang tidak membutuhkan produksi terlalu banyak, yaitu animasi," sambung Hikmat Darmawan.

Hikmat mengatakan film produksi Indonesia memiliki potensi untuk menjangkau pasar internasional. Namun untuk memasarkan film Indonesia ke masyarakat dunia, menurut Hikmat, perlu adanya strategi pemasaran yang tepat.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X