Review Dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal, Bahaya Pemujaan pada Manusia

- Senin, 20 Maret 2023 | 16:24 WIB
In The Name of God: A Holy Betrayal. (Dok. Netflix)
In The Name of God: A Holy Betrayal. (Dok. Netflix)

Dalam serial dokumenter terbaru, In the Name of God: A Holy Betrayal yang dirilis pada tahun 2023, penonton disuguhkan dengan fakta-fakta yang memilukan tentang bagaimana agama dapat disalahgunakan untuk kepentingan pribadi dan menimbulkan dampak buruk pada masyarakat. Meskipun pembukaannya menarik, namun serial ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang menarik untuk dibahas. Yuk, simak ulasannya!

Review In The Name of God: A Holy Betrayal

Spoiler alert: Review ini mengandung bocoran yang mungkin dapat mengganggu kenyamanan kamu dalam menonton.

Tujuh dosa utama yang dikenal sebagai 7 Deadly Sins, selalu menjadi peringatan bagi umat manusia untuk menjaga perilakunya. Namun, dalam dokumenter kontroversial yang berjudul In the Name of God: A Holy Betrayal, empat pemuka agama dan sekte justru terlihat begitu terjerat oleh dosa-dosa tersebut.

Dokumenter tersebut mengekspos aksi kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh sekte-sekte seperti gereja JMS, Five Oceans, The Baby Garden, dan Manmin. Bahkan, dua di antaranya menampilkan diri mereka sebagai bagian dari Kristus, sedangkan yang lainnya memberikan nuansa kultus baru yang nggak kental akan nuansa suatu agama tertentu.

Dokumenter ini juga menggunakan tiga teknik sinematografi film untuk menggabungkan kisah-kisah tersebut agar terlihat lebih utuh. Mulai dari footage asli tentang kegiatan kultus, wawancara dengan korban, saksi, dan pihak terkait seperti polisi, hingga ilustrasi. Hal ini dilakukan agar kisah-kisah traumatis yang hanya bersumber dari rekaman suara atau kesaksian, tanpa foto atau video sama sekali, tetap dapat tersampaikan dengan jelas.

Namun, tidak semua orang menyambut baik dokumenter ini. Sang sutradara, Cho Sung-hyun bahkan mendapatkan teror dari banyak pihak setelah dokumenter ini dirilis di Netflix.

Baca Juga: Trailer Film Dokumenter Lewis Capaldi "How I'm Feeling Now", Klipnya Menyentuh Banget!

Meski kontroversial, dokumenter ini dapat menjadi peringatan bagi kita untuk selalu waspada terhadap penyalahgunaan kekuasaan dan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Terlebih bagi kaum milenial yang sering kali terbawa arus dan mudah terpengaruh oleh opini-opini yang tidak jelas sumbernya.

1. Penuh Emosi dan Kurang Menyenangkan

Dalam sebuah serial dokumenter Korea Selatan yang baru-baru ini menjadi viral, terdapat sebuah episode yang membahas tentang kasus-kasus penipuan dan kejahatan di balik sekte dan gereja. Episode pertama membahas tentang seorang pendeta bernama Jeong Myeong-seok yang menjadi pelaku kejahatan seksual terhadap ratusan perempuan yang menjadi jemaatnya.

Kisah tentang Jeong Myeong-seok memang agak tricky, karena sutradara memutuskan untuk meletakkan kasus ini di episode pertama. Sebab, kasus ini dianggap sebagai kasus paling gila, menjijikkan, dan skalanya jauh lebih besar dibanding kasus-kasus lain yang akan dibahas pada episode selanjutnya. Standar kengerian yang terlalu tinggi ini membuat banyak penonton ingin langsung skip ke episode lainnya.

-
In The Name of God: A Holy Betrayal. (Dok. Netflix)

 

Jeong Myeong-seok memiliki kemampuan persuasi dan kepercayaan diri yang luar biasa. Ia dapat mengemas banyak hal menjadi seolah-olah fakta yang tertunda dan memiliki kemampuan seperti seorang conman profesional. Banyak kejadian yang sebetulnya bisa disimpulkan secara logis, tetapi ia membuatnya seolah-olah hanya ia yang tahu karena ia mampu meramal.

Dengan begitu, banyak jemaat yang percaya jika ia adalah Mesiah bahkan Yesus kedua. Ia dapat mengumpulkan jemaat intelek dari berbagai universitas unggulan dan kantor prestisius, serta melebarkan sayap ke luar Korea Selatan.

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Rekomendasi

Terkini

X