Film Everything Everywhere All At Once yang sedang tayang di bioskop Tanah Air sedang ramai dibicarakan. Film ini menampilkan kisah multiverse yang dianggap sangat sempurna dan juga menawan.
Seperti pada film-film berkonsep multiverse pada umumnya, ada banyak kode atau bahasa simbol yang terkadang sulit dipahami oleh penonton.
Dalam Everything Everywhere All At Once misalnya, penonton diperkenalkan oleh sebuah lingkaran besar seperti lorong waktu yang disebut Bagel.
Bagel yang dimaksud bukanlah Bagel salah satu jenis kue donat yang ditaburkan oleh wijen, melainkan sebuah lingkaran besar berwarna hitam, mirip Black Hole dalam tata surya yang mampu menarik energi dan memiliki kehidupan lain.
Bagel muncul saat Evelyn Wang (Michele Yeoh) dalam multiverse lain bertemu dengan Jobu Tupaki (Stephanie Hsu) yang sebenarnya anaknya sendiri di dunia nyata.
Mereka bertemu di sebuah kuil berwarna putih yang dibangun Jobu Tupaki. Sementara, Bagel tersebut terletak di secara terselubung di balik kuil itu.
Simbol Bagel itu juga dipakai oleh Jobu Tupaki dengan cara membuat rambutnya berbentuk lingkaran dan diletakkan di bagian atas kepalanya.
Bagel secara nyata muncul ketika adegan di kuil putih. Namun sebelum memasuki adegan tersebut, Bagel sebenarnya sudah diisyaratkan sejak awal-awal film.
Hal itu bisa dilihat ketika Evelyn bertamu dengan Nyonya Deirdre yang merupakan auditor pajak untuk usaha laundry mereka. Kala itu, Deirde menyebut adanya penyelewangan dana di nota Evelyn, lantas dia menggambarkan lingkaran hitam di atas kertas nota.
Lingkaran yang digambarkan itu kemudian muncul dalam adegan-adegan lainnya di multiverse yang berbeda.
Nah, lingkaran hitam itu sendiri menjelaskan bagaimana kehidupan Evelyn yang rumit sekaligus membosankan. Dia mengurus sang ayah Gong Gong yang sudah lansia, hidup bersama suaminya, Waymond Wang yang konyol, lalu putrinya Joy Wang yang jarang pulang dan bagian dari LGBT.