Ajakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno untuk mengurangi menonton drama Korea (drakor) mendatangkan berbagai reaksi dari netizen di media sosial.
Menurut pria yang akrab disapa Sandi itu, mengurangi nonton drakor dan beralih ke drasun (drama Sunda) bisa membuat ekonomi kreatif Indonesia melampaui Korea Selatan.
"Kalau kita kurangin dengerin K-Pop atau nonton drakor, kita banyakin nonton drasun, drama Sunda atau D-Kop dangdut koplo, kita mudah-mudahan dalam 5 tahun ke depan bisa membalap Korea insya Allah," demikian yang disampaikan Sandiaga dalam video yang diunggah di akun Twitternya @sandiuno.
Namun, pernyataan itu menuai kontra. Sebab menurut netizen, untuk melampaui Korea bukan dengan mengurangi menonton drakor, tapi harus membuat tayang TV di Indonesia lebih berkualitas.
"Bisa sih asal kualitas tv di indonesia tuh di benerin , soalnya banyak tayangan ngak bermutu, artis gajinya gede tp hasil sinetronnya ngak berkualitas," ujar @Kmane28305771.
"Bisa pak. Asalkan acara TV, sinetron, dll di Indonesia lebih bermutu. Mending sinetron yg episode nya sedikit tapi bermutu dibanding sinetron episode ratusan, ribuan tapi gak bermutu," kata @imhypebbboys.
"Kalo menurut aku sih daripada nyuruh orang untuk berhenti nonton drakor ataupun dengar lagu kpop mending fokus untuk memikirkan bagaiamana cara agar industri hiburan indo bisa bersaing dengan industi hiburan luar. Mungkin bisa dimulai dari peningkatan kualitas dan nilai jual sih," kata @busangongju_
Diketahui, ekonomi kreatif seperti musik dan film hanya mampu memberikan kontribusi kurang dari 25 persen terhadap PDB ekonomi kreatif.
Akan tetapi, produk ekonomi kreatif lainnya seperti kuliner, fesyen dan kriya berhasil menyumbangkan sebanyak 70 persen dan menciptakan lebih dari 15 juta lapangan kerja.
