Birds of Prey, Emansipasi dari Sudut Pandang Harley Quinn

- Kamis, 6 Februari 2020 | 15:44 WIB
Para tokoh dalam Birds of Prey (IMDB)
Para tokoh dalam Birds of Prey (IMDB)

Nama karakter Harley Quinn mencuat di kalangan pencinta film adapatsi komik setelah muncul di 'Suicide Squad' (2016). Kini ia kembali dengan kisah baru bersama para tokoh jagoan lainnya bernama Birds of Prey. 

Menariknya, para tokoh protagonist semuanya terdiri dari para wanita tangguh. Sehingga munculah istilah emansipasi melalui tagline filmnya. 

"Ini benar-benar cerita tentang Harley, seperti kisah kebanyakan wanita. Dan bagaimana kisah-kisah mereka memiliki kesamaan satu dengan yang lain," ungkap sang sutradara Cathy Yan yang dilansir dari Digital Spy.

Putus dari Joker, Diincar Black Mask

Berkisah tentang Harley Quinn (Margot Robbie) yang selama ini dikenal sebagai pacarnya Joker. Namun setelah ia mengumumkan dirinya sudah putus dengan Joker dengan cara yang unik, masalah pun dimulai.

Selama ini banyak penjahat yang tak berani menyentuhnya karena kebesaran nama Joker. Tapi setelah seisi kota tahu ia putus,  ia diincar setiap penjahat di kota itu, termasuk Roman Sionis (Erwan McGregor) atau Black Mask.

Saat dirinya diincar itulah, ia bertemu dengan beberapa karakter lainnya setelah sebuah berlian menjadi initial force cerita. Seperti seorang pencopet bermasalah Cassandra Cain (Ella Jay Basco), seorang polisi veteran bernama Renee Montoya (Rosie Perez), serta pemburu bersenjata crossbow Huntress (Mary Elizabeth Winstead), dan penyanyi kelab bernama Dinah Lance (Jurnee Smollett-Bell) atau Black Canary.

Merasa memiliki tujuan yang sama, mereka pun berkongsi. Tentunya untuk menghadapi penindasan Black Mask dan kaki tangannya Victor Zsasz.

Ulasan Non Spoiler

Cerita film ini diceritakan dari POV (point of view) orang pertama, dalam hal ini Harley Quinn sendiri. Terdengar dari suara naratornya di setiap plot. Semua tokoh dihadapkan dengan konflik yang hampir sama. Mungkin hanya Cassandra Cain dan Dinah Lance yang masih bias. 

Alurnya pun dibuat maju mundur dengan arahan dari sang narator. Apalagi diceritakan dengan gaya yang nyeleneh dan penuh adegan kekerasan. Ditambah dengan beberapa jokes ala dark comedy di sana-sini.

Tema feminisme dan emansipasi dalam kisah superhero memang akhir-akhir ini mulai bermunculan. Setelah Wonder Woman dan Captain Marvel, mungkin kisah ini menjadi salah satunya. Bedanya yang ini sangat ringan bila dibandingan dengan dua film yang disebut.

"Ternyata bukan hanya aku yang mencari emansipasi di kota ini," ucap Harley Quin dalam filmnya.

Sinematografinya sebenarnya menarik dengan banyak angle yang seru. Sayangnya, terlalu banyak warna dan saturasi dibanding kisah 'Suicide Squad.'

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X