Ada aura yang berbeda untuk Bryan Mills Liam Neeson dalam franchise "Blacklight" yang sebagian besar adegannya diisi dengan operasi rahasia, keluarga yang hilang, tembak-menembak, dan balas dendam terbaik disajikan dingin.
"Blacklight" karya Mark Williams mengingatkan pada Taken dalam banyak hal terutama karena sifat peran Neeson tetapi pada akhirnya merupakan film yang berbeda, meskipun hasil akhirnya adalah penawaran genre rata-rata.
Dilansir Screen Rant, Jumat (11/2/2022), meskipun cukup menarik untuk membuat penonton terpikat dengan kejar-kejaran mobil dan tembak-menembak yang menegangkan, "Blacklight" tidak memberikan sensasi baru bagi penggemar aksi hardcore.
Film "Blacklight" dibuka dengan agen rahasia FBI Travis Block (Neeson) mengekstraksi agen dari situasi penyamaran yang dalam, yang umumnya membutuhkan tekad yang teguh dan kecenderungan untuk mengatur gangguan berbahaya.
Baca juga: Video Musik Epik dari Single 'Favorite', Kisah Cinta Sejati Versi Jinan Laetitia
Block melapor langsung ke kepala FBI Robinson (Aidan Quinn) - untuk siapa dia bekerja atas dasar "off-the-books", tanpa pertanyaan yang diajukan karena keduanya tampaknya memiliki persahabatan yang erat.
Di tengah menjalankan tugasnya yang berbahaya, Block ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan putrinya Amanda (Claire Van Der Boom) dan cucu perempuannya yang masih kecil Natalie (Gabriella Sengos) tetapi gagal memenuhi harapan mereka.
Setelah itu, Obsesif-Kompulsif Block, ditambah dengan paranoia konstan karena sifat pekerjaannya, membuatnya sulit untuk menjaga keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan.
Setelah kematian misterius seorang aktivis anti-pemerintah bernama Sofia Flores, agen FBI yang menyamar Dusty (Taylor John Smith) menjadi nakal karena ia mengklaim memiliki informasi sensitif tentang metode tidak etis biro.
Mencoba menghubungi jurnalis Mira (Emmy Raver-Lampman), Dusty menghindari intervensi Block untuk membawanya masuk secara damai, hanya untuk dibunuh di siang bolong oleh agen tak dikenal.
Insiden ini, ditambah dengan meningkatnya pertanyaan Mira tentang motif sebenarnya biro, memaksa Block untuk mengevaluasi kembali posisinya sendiri dalam status quo, di mana dia harus membuat keputusan apakah dia akan menutup mata terhadap ketidakadilan atau langsung memeranginya.
