5 Alasan Triangle of Sadness Layak Ditonton, Kritik Pedas untuk Gaya Hidup Kelas Atas!

- Selasa, 21 Maret 2023 | 13:19 WIB
Triangle of Sadness (IMDb)
Triangle of Sadness (IMDb)

Triangle of Sadness berhasil mencuri perhatian para juri di beberapa ajang penghargaan terkemuka di Eropa. Dari kemenangan di ajang Cannes hingga European Film Awards. Film karya Ruben Ostlund ini sukses meraih sejumlah penghargaan bergengsi. 

Tidak heran jika kini film ini sempat dianggap sebagai pesaing berat di ajang Academy Awards 2023. Lalu, apa rahasia di balik kesuksesan Triangle of Sadness ini? 

Berikut beberapa alasan yang membuat film ini begitu superior dan disukai oleh para pengamat film:

1. Memikat Lewat Konflik Domestik yang Realistis

-
Triangle of Sadness (IMDb)

Film Triangle of Sadness berhasil menjadi buah bibir di kalangan penggemar film internasional. Ruben Ostlund, sang sutradara, berhasil memikat hati para juri di beberapa ajang penghargaan film terkemuka Eropa dengan karya terbarunya. Salah satu hal yang menarik dari film ini adalah pembagian cerita menjadi tiga babak yang berbeda. Pada babak pertama, penonton diperkenalkan pada dua pasangan fotogenik bernama Yaya dan Carl yang berprofesi sebagai model dan influencer. 

Keduanya terlihat hidup mewah dan serba berkecukupan. Namun, pada saat makan malam, sebuah insiden terjadi ketika Carl membahas masalah keuangan mereka. Debat sengit antara Yaya dan Carl pun terjadi, yang membuat penonton terpukau dengan alur ceritanya. Ostlund berhasil menyelipkan pelintiran cerita menjelang akhir babak pertama, yang membuat penonton semakin penasaran dengan kelanjutan ceritanya.

Selain itu, cerita di dalam film ini juga berhasil memperlihatkan sisi gelap dunia fashion yang seringkali disembunyikan oleh para influencer di media sosial. Ostlund mampu menggambarkan betapa ketatnya persaingan di industri tersebut yang membuat beberapa orang rela melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan hanya untuk mendapatkan popularitas dan keuntungan.

Selain alur cerita yang menarik, akting para pemain juga patut diacungi jempol. Terutama ketika mereka memerankan karakter yang sangat berbeda dari keseharian mereka sebagai influencer. Hal ini tentu membutuhkan usaha yang besar dari para pemain untuk memerankan karakter tersebut dengan baik.

Baca Juga: Dijamin Merinding! Nih Rekomendasi Film Found Footage Horor

2. Sudut Pandang Kritis tentang Isu Sosial, Ekonomi, dan Politik

-
Triangle of Sadness (IMDb)

Setelah memperkenalkan karakter utama dalam babak pertama, film Triangle of Sadness kembali mengajak penonton untuk menyaksikan kisah pasangan Yaya dan Carl dalam babak kedua yang berlatar di kapal pesiar mewah. Dalam kapal tersebut, Ostlund menyelipkan isu-isu sosial, ekonomi, dan politik yang terkait dengan kondisi saat ini, seperti moral dalam bisnis, perdebatan kapitalisme dan sosialisme, serta pertentangan kelas.

Namun, isu yang disoroti oleh Ostlund tidak hanya terlihat pada percakapan karakter-karakter utama, melainkan juga pada struktur sosial di dalam kapal pesiar. Seperti halnya dalam masyarakat global, strata sosial dan ekonomi yang berbeda tercermin jelas di dalam kapal pesiar. 

Para penumpang dan manajer kebanyakan berasal dari Eropa Barat dan Amerika Utara, sementara para pramugari di geladak utama berasal dari Eropa Timur, dan pegawai kelas bawah kebanyakan berasal dari Asia Tenggara dan Afrika yang menghuni dek paling bawah.

Dalam babak kedua ini, Ostlund mengajak penonton untuk berpikir kritis tentang isu-isu global yang tidak terbatas pada level individu, melainkan juga terkait dengan kondisi masyarakat secara keseluruhan. Film ini menjadi pengingat bagi kita bahwa kehidupan sosial dan ekonomi di level global tidaklah seindah dan semulus yang kita bayangkan, melainkan sarat dengan ketidakadilan, pertentangan kelas, dan ketidakmerataan.

3. Satire dengan Humor Deadpan

-
Triangle of Sadness (IMDb)

Mengikuti jejak karya sebelumnya, Force Majeure dan The Square, film ini dikemas dalam genre satire dan mendapatkan banyak ajang penghargaan.

Dalam babak kedua film, Ostlund membawa penonton ke sebuah kapal pesiar mewah. Di sini, isu-isu sosial, ekonomi hingga politik yang relevan dengan kondisi saat ini di angkat, seperti moral dalam bisnis, perdebatan antara kapitalisme dan sosialisme, sampai pertentangan kelas.

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Rekomendasi

Terkini

X