Kamu tentu tidak asing dengan film erotis Polandia yang sempat menghebohkan ini, 365 Dni atau 365 Days. Kini, sekuel ketiganya yang berjudul The Next 365 Days telah dirilis untuk melanjutkan kisah yang nggak kalah memikat dari sekuel sebelumnya. Namun, apakah film ini juga akan panen kritik seperti sebelumnya?
Sudah dua kali disajikan film erotis yang dianggap "jelek" oleh para reviewer film dan kritikus. Namun, bagaimana nasib sekuel ketiganya? Apakah para penonton akan tetap merasakan sensasi dari adegan-adegan panas dan drama kehidupan mafia yang dihadirkan di dalamnya? Menjelajahi premis waralaba ini, Laura Biel yang diculik oleh seorang anak mafia dan diberi waktu satu tahun untuk jatuh cinta kepadanya.
Namun, apa yang terjadi selama satu tahun tersebut? Dari adegan panas hingga hubungan seks berlandaskan sadomasokisme dan masokisme, Laura pun akhirnya jatuh cinta pada sang kidnapper. Setelah akhir yang menyedihkan di film pertama, sekuel kedua memberikan jawaban bahwa nasib Laura tidak semengerikan itu. Dan kini, bagaimana kelanjutan kisah Laura dalam The Next 365 Days? Simak ulasannya dibawah ini!
Spoiler alert: Review ini mengandung bocoran mengenai jalan cerita dari film/drama ini.
Sinopsis
The Next 365 Days adalah sebuah film yang mengisahkan tentang kisah cinta segitiga antara Laura, Massimo, dan Nacho. Massimo, seorang pria kaya dan berkuasa, dan Laura, seorang wanita yang menjadi objek obsesinya, harus melawan segala rintangan demi bersama.
Namun, perjalanan cinta mereka tidak berjalan mulus. Laura masih terus terganggu dengan kehadiran Nacho, yang merupakan saingan Massimo. Sementara itu, Massimo sendiri tenggelam dalam pesta dan narkoba, tidak mampu melupakan kehadiran Laura dalam hidupnya.
Kisah ini semakin rumit ketika Olga, teman baik Laura, merasa kesepian dan mengejar perhatian Massimo. Hal ini membuat Laura dan Massimo semakin menjauh satu sama lain. Laura kemudian memutuskan untuk memfokuskan diri pada karirnya sebagai seorang fashion designer.
Tidak disangka, Laura kemudian diundang ke perhelatan fashion tingkat dunia di Lagos, Portugal. Di sana, ia bertemu dengan adik Nacho yang membawanya kembali pada kenangan masa lalu. Laura dan Nacho berbicara dari hati ke hati, dimana Nacho mengungkapkan perasaannya yang tulus kepada Laura.
Laura kemudian memutuskan untuk menemui orang tuanya di Polandia untuk meminta nasihat tentang masalahnya. Namun, ia harus kembali ke Sisilia karena Olga ribut tentang sikap Massimo.
Ketika kembali di Italia, Laura dijemput oleh taksi yang ternyata dikemudikan oleh Nacho. Nacho kembali mencurahkan hasrat hatinya dan visi masa depan kehidupan mereka berdua. Namun, Laura masih belum memberikan jawaban pasti. Kisah ini penuh dengan drama, cinta, dan kemewahan hidup keluarga Torricelli.
1. Kisah Asmara yang Tak Terduga
Film erotis Polandia, 365 Days, kembali hadir dengan sekuel terbarunya, The Next 365 Days, yang memperkenalkan karakter baru yang mengundang decak kagum, Nacho. Tidak seperti tukang kebun biasanya, Nacho memiliki wajah gagah dan tubuh atletis yang menjadikannya sebagai objek daya tarik tersendiri. Namun, ternyata plot twist yang tidak terduga mengubah segalanya.
Setelah terkesima dengan kehadiran Nacho, Laura yang tadinya mengira bahwa ia hanyalah tukang kebun, harus menerima kenyataan bahwa Nacho adalah anak dari bos mafia saingan Massimo. Namun, hal ini tidak mengurangi ketertarikan Laura pada Nacho. Fantasi Laura tentang hubungan seks panas dengan Nacho pun kerap muncul dalam imajinasinya.
Tentunya, dengan adanya cinta segitiga ini, film menjadi semakin panas dan mengundang decak kagum dari para penonton. Tak jarang, beberapa penonton mungkin teringat pada kisah cinta segitiga antara Jacob, Bella, dan Edward dalam Twilight Saga. Kisah yang mewujudkan mimpi liar beberapa perempuan tentang bagaimana berada di dekat dua laki-laki hot yang memiliki sifat berbeda. Massimo yang dingin dan keras, serta Nacho yang hangat dan romantis.
2. Cerita Hambar dan Membosankan
The Next 365 Days, sebuah film yang mendapatkan perhatian besar dari penonton karena adegan-adegan panasnya yang menggoda. Namun, jika dilihat secara keseluruhan, film ini memiliki kekosongan dialog dan plot twist yang berlebihan. Dialog kosong yang dimiliki oleh karakter utama, Massimo, membuatnya terlihat sok galak tanpa prinsip yang jelas. Begitu juga dengan karakter Laura, yang terlihat labil dan hanya memikirkan hubungan seksual dimanapun ia berada.
