Anak di Bawah Umur Dilarang Nonton Film Joker, Ini 4 Alasannya!

- Sabtu, 5 Oktober 2019 | 16:15 WIB
photo/Imdb
photo/Imdb

Film Joker telah tayang di bioskop setelah dinantikan sekian lama oleh para pecinta film. Film yang disutradarai Todd Phillips ini sempat menuai kontroversi karena dianggap mendukung orang-orang yang memiliki gangguan psikologi untuk berbuat kriminal. Di Indonesia, Lembaga Sensor Film (LSF) memberikan stempel rating 17 tahun ke atas alias Dewasa untuk film ini.

Dengan begitu, film Joker tidak ditujukan untuk anak-anak, khususnya bagi yang masih di bawah umur. Di beberapa unggahan media sosial, para orang tua yang membawa anaknya menonton film ini harus meninggalkan studio lebih cepat karena si anak ketakutan menonton film ini.

Bahkan, ada pula yang mengatakan bahwa anaknya ingin menjadi Joker ketika sudah dewasa nanti. Padahal, adegan yang dilakukan Joker dalam film ini jelas tidak baik dilakukan oleh anak-anak. Belum lagi, adegan kekerasan nan brutal dan adegan psikologis Joker yang disebabkan karena masalah mentalnya bisa mempengaruhi penonton yang belum cukup umur.

Dirangkum Indozone dari beberapa sumber, Sabtu (5/10), berikut ini 4 alasan mengapa anak di bawah umur dilarang menonton film Joker:

1. Badut di Film Ini Tidak Lucu

-
photo/Imdb

Perlu diingat bagi para orang tua bahwa film Joker sangat riskan ditonton anak-anak. Meskipun di dalamnya ada karakter badut yang umumnya disukai anak-anak, tapi badut di film ini tidak lucu sama sekali. Selain itu, film ini mengajarkan seseorang menjadi penjahat.

2. Musik Latar Joker Menawarkan Kesan Kelam

-
photo/Imdb

Bagi kamu yang memiliki indikasi depresi dan kegelisahan berlebihan, sebaiknya berpikir ulang untuk menonton film Joker. Bukan hanya adegan Joker dengan segala tindak kejahatannya yang perlu diwaspadai, tapi juga musik latar Joker yang menawarkan kesan kelam. Dengan begitu, film Joker sangat tidak disarankan untuk ditonton oleh anak-anak.

3. Bahasa Kasar dan Citra Seksualitas

-
photo/Imdb

Tak cuma adegan kekerasan brutal dan sadis, film ini juga bisa mengganggu pikiran si penonton, apalagi untuk anak-anak. Bahasa kasar dan citra seksualitas juga digambarkan dalam film Joker, meski hanya sebentar.

4. Tema dan Alur Cerita Terlalu Berat

-
photo/Imdb

Joker menggambarkan seseorang dengan gangguan mental yang membuatnya menjadi jahat. Tentu ini berbahaya jika dilihat anak-anak karena psikologinya bisa terpengaruh setelah menonton film ini. Tema dan alur cerita yang ditampilkan dalam Joker terlalu berat untuk dikonsumsi anak di bawah umur. Karena anak-anak identik dengan hal-hal menyenangkan dan menghibur yang tidak membuatnya berpikir keras.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X