Ironi Kehidupan 'Joker', Tentang Masa Lalu Kelam & Kemalangan Bertubi

- Kamis, 3 Oktober 2019 | 12:06 WIB
photo/IMDB
photo/IMDB

Joker, salah satu musuh bebuyutan Batman dan menjadi penjahat paling gila di Kota Gotham. Sebelum nama Joker dikenal di seantera Gotham, ia hanyalah laki-laki biasa bernama Arthur Fleck. Ia tinggal bersama ibunya dan hidup dalam keadaan serba pas-pasan.

Seumur hidupnya, Arthur merasa dilahirkan untuk membahagiakan dan membuat orang lain tertawa. 'Happy' adalah nama panggilan dari ibunya.

-
photo/IMDB

Sebab itu jugalah, Arthur ingin menjadi seorang komika tunggal untuk membahagiakan banyak orang dengan cerita-ceritanya. Ia mulai mempelajari teknik yang biasa dilakukan seorang komika, sembari menjalani profesi sebagai seorang badut penghibur anak-anak di rumah sakit.

Keinginan Arthur membuat orang sekitarnya tertawa ternyata tidak berjalan mulus. Kehidupan justru menertawakan balik dirinya sendiri. Teman kerja yang ia sangka baik rupanya berkhianat.

Ibunya, bekas pekerja Thomas Wayne alias ayah Bruce Wayne, punya rahasia masa lalu yang membuat Arthur semakin menggila. Batinnya terguncang ketika pembawa acara yang sangat ia idolakan, Murray Franklin justru membuat usaha tulusnya untuk melucu jadi bahan olokan.

-
photo/IMDB

Depresi, kecewa dan marah atas hidupnya yang sengsara, serta topeng yang selama ini Arthur pakai akhirnya ditanggalkan. Arthur mulai merasa hidup ketika membunuh tiga pria yang menindasnya di kereta bawah tanah. Perubahannya menjadi seorang Joker dimulai dari sana.

Dia akhirnya menemukan jati diri. Ada yang menganggapnya penjahat, tapi aksi kriminal pertamanya justru menggerakkan massa anti-orang kaya di kota tersebut.

Dia yang semula bukanlah siapa-siapa lantas menjadi bahan pembicaraan. Perlahan tapi pasti, seorang penjahat kejam tak waras akhirnya lahir di Gotham.

-
photo/IMDB

Arthur Fleck berubah menjadi Joker karena pengalaman masa lalu yang kelam dan kemalangan bertubi-tubi, memupuk bibit gangguan mental yang sudah tertanam.

Dalam film 'Joker' yang disutradarai Todd Philips, Joaquin Phoenix (pemeran Joker) berhasil mengubah drastis penampilannya. Tubuhnya kurus kering, hanya tersisa tulang dan kulit. Beratnya dikabarkan turun sekitar 24 kilogram dalam waktu singkat yang memengaruhi fisik dan psikisnya.

Kondisi tersebut membuat proses pengambilan gambar hanya bisa dilakukan sekali, tidak bisa diulang pada kemudian hari bila ada kesalahan.

-
photo/IMDB

Joker di film ini berbeda dari versi cerita di mana ia tercebur ke dalam cairan kimia yang mengubah kulitnya jadi putih, rambut hijau dan bibir merah seperti badut menyeramkan. Namun, proses terciptanya seorang Joker dalam film yang mendapat apresiasi dalam Festival Film Venesia itu terasa lebih menyesakkan.

Penonton diajak menahan napas ketika Arthur beraksi, menanti kegilaan apa lagi yang ia akan lakukan setelah akal sehatnya terhapus oleh pahitnya kehidupan.

Joaquin sendiri memang ingin membuat versi Joker yang berbeda dan sangat rumit. Sang aktor membaca berbagai penyakit kejiwaan yang sulit dianalisa oleh psikiater. Sisi baru Joker itu, memberi lapisan lain dari sekadar orang gila yang gemar mengganggu Batman.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X