Pada 31 Oktober lalu tepatnya momentum Halloween, insiden tragis terjadi di Jepang dimana 17 penumpang ditikam oleh seorang pria yang berpakaian Joker. Ia juga mencoba untuk membakar gerbong kereta sebelum tepat ditangkap oleh pihak berwajib.
Kejadian tersebut rupanya menyita perhatian banyak publik di media sosial secara mendunia. Akibat insiden tersebut, rupanya berdampak pada film Joker (2019) yang rencananya akan ditayangkan di televisi. Pihak stasiun televisi Jepang, langsung berencana enggan untuk menayangkan film tersebut.
Baca Juga: Joker Dituding Jadi Inspirasi Aksi Keji, Ahli Psikologi: Jangan Salahkan Tontonan Fiksi
Hal ini karena percobaan pembunuhan secara mengejikan itu tampak diadaptasi dari si pelaku berdasarkan adegan yang terdapat di film Halloween tahun 2019 lalu tersebut.
Sebelum kejadian Halloween tersebut, rupanya insiden penyerangan dalam kereta api juga pernah terjadi pada awal September dan Agustus lalu. Namun insiden "Joker" pada Halloween kemarin lah yang semakin menguatkan alasan stasiun televisi untuk menahan film tersebut.
Di sisi lainnya, ternyata publik Jepang merasa keberatan akan keputusan stasiun televisi tersebut. Hal ini lantaran, masyarakat menilai stasiun televisi hanya menilai dari sisi negatifnya saja. Padahal masih banyak sisi positif yang bisa diambil dari film tersebut, menurut masyarajat Jepang.
Masyarakat bahkan menilai jika stasiun televisi dan media setempat seakan ingin menutupi insiden keji yang terjadi tersebut dengan menyalahkan film "Joker".
Namun, atas kejadian pembunuhan tersebut menjadi pembelajaran bagi banyak pihak di Jepang untuk mengevaluasi penayangan film yang berdampak pada kehidupan di negara tersebut.
