Film superhero Indonesia 'Satria Dewa: Gatotkaca' telah tayang di beberapa bioskop Indonesia. Kisah yang mengangkat tema mitologi pewayangan ini disambut berbagai review, baik positif dan negatif.
Salah satu adegan (spoiler) yang dikomentari aneh adalah kemunculan para punokawan, seperti Gareng (Indra Jegel), Bagong (Rigen), Petruk (Gilang Bhaskara), serta Butet Kertaradjasa (Semar) yang dianggap nggak nyambung dengan cerita.
Pasalnya dalam cerita itu, mereka lebih banyak ngebanyol dan akhirnya 'beriklan'.
Menanggapi nyinyiran netizen dan penonton, sutradara Hanung Bramantyo menjelaskan maksud adegan Punakawan atau juga disebut Punokawan.
"PUNOKAWAN. Bagi yang akrab dengan wayang kulit, sebelum Final Battle, akan terselip GORO-GORO. Yaitu kehadiran empat dewa yang menjelma menjadi rakyat: Gareng, Petruk, Bagong dan Romo Semar. Inilah mereka," kata Hanung dalam cuitan Twitternya.
PUNOKAWAN. Bagi yang akrab dg wayang kulit, sebelum Final Battle, akan terselip GORO-GORO. Yaitu kehadiran 4 dewa yang menjelma menjadi rakyat : Gareng, Petruk, Bagong dan Romo Semar. Inilah mereka … pic.twitter.com/RU1FgLnmfr
— Hanung Bramantyo (@Hanungbramantyo) June 9, 2022
"Goro-goro dalam wayang kulit, berisi celetukan jenaka dari Gareng, Petruk, Bagong, yang diakhiri dengan nasehat hidup dari sang Romo Semar," tambahnya.
Baca Juga: Review 'Satria Dewa Gatotkaca': Superhero Wayang yang Menjanjikan, Namun Terburu-buru
Hanung juga mengatakan bila pada awalnya produser agak ragu dengan scene Goro-goro tersebut khawatir nggak nyambung dan penonton nggak ngerti. Awalnya adegan itu mau dihilangkan, namun saya tetap pertahankan.
"Buat yang ngrasa scene Punokawan terkesan nyempil/ga nyambung sama cerita, ya emang karakter Goro2 sejatinya begitu. Intermezo. Nurunin tensi penonton sejenak untuk lanjut ke babak penentuan: perang," kata Hanung Bramantyo.
Nah, apakah para penonton Satria Dewa Gatotkaca bisa menerima penjelasan sang sutradara tersebut?