Ini Karakteristik Pengguna Layanan Streaming Netflix di Indonesia

- Jumat, 10 Januari 2020 | 13:09 WIB
Tayangan film di Netflix/ilustrasi/unsplash/Charles
Tayangan film di Netflix/ilustrasi/unsplash/Charles

Netflix adalah salah satu penyedia layanan streaming digital yang cukup populer saat ini. Konten original dan kualitas tayangan yang bagus, membuat Netflix mendapat julukan sebagai "raja" streaming digital.

Tontonan atau film yang ada di layanan streaming ini bisa disaksikan di televisi, komputer jinjing dan juga handphone.

Di Indonesia, pengguna Netflix cenderung menonton lewat gawai, karena dinilai lebih praktis.

-
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kiri) dan Kuek Yu-Chuang, Managing Director Netflix Asia Pasific/ANTARA/Nanien Yuniar

"Penonton Indonesia sangat suka menonton memakai smartphone, jumlahnya dua kali lebih besar dari rata-rata pengguna global," kata Kuek Yu-Chuang selaku Director Netflix Asia Pasific, di Jakarta, Kamis (9/1/2020).

Saat ini, ada beberapa judul film Indonesia yang bisa ditonton di layanan streaming digital ini. Mulai dari "Aruna dan Lidahnya", "Sebelum Iblis Menjemput", "Ada Apa Dengan Cinta?", "Cek Toko Sebelah" hingga "The Raid".

Tidak hanya mendistribusi, Netflix juga bekerja sama dengan  sutradara Timo Tjahjanto untuk memproduksi "The Night Comes for Us". Film ini akan menjadi film original Netflix pertama dari Indonesia.

Kabar bahagia ini baru saja diumumkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya manusia perfilman dengan nilai investasi 1 juta dolar AS atau Rp14 miliar.

Nantinya, para penulis skenario terpilih akan dikirim ke Hollywood dan berjumpa dengan tim Netflix untuk belajar tentang membuat konten lokal yang menarik penonton global.

Tak hanya itu, program itu akan dilanjutkan dengan lokakarya di Jakarta tentang pengembangan cerita, penulisan skenario dan pelatihan pascaproduksi.

-
ilustrasi/unsplash/freestocks.org

Para peserta lokakarya akan diminta untuk mengirimkan konsep cerita film pendek bertema asas-asas Pancasila. Sang juara berhak mendapatkan 600.000 dolar AS atau sekitar Rp8 miliar untuk biaya produksi film.

"Kami berharap, cerita tersebut akan mengangkat tema Indonesia yang disukai oleh global," ujar Kuek.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, daya tarik Indonesia sebagai tempat produksi film internasional bisa semakin besar, seiring dengan meningkatnya kualitas orang-orang berbakat di dunia perfilman.

-
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim/ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/

"Harapan kami di Kemendikbud adalah agar Indonesia jadi tempat syuting paling laku di dunia," kata Nadiem.

Nadiem menambahkan, untuk meningkatkan kemampuan, harus ada perbauran antara tim lokal dengan orang-orang film terbaik dari berbagai penjuru dunia.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X