Sutradara Azhar Kinoi Lubis atau yang akrab disapa Kinoi mengaku menggarap Mangkujiwo 2 adalah beban baginya. Pasalnya, dia menilai bahwa ada ekspektasi besar dari para penggemar dan tanggung jawab untuk membuat cerita film tidak memiliki kontradiksi dari film pertamanya.
Kinoi juga mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ia berkecimpung kembali di dunia film setelah 2 tahun. Bahkan, dalam penggarapan Mangkujiwo 2 sempat terdapat debat panjang antara tim sineas agar bisa membuat cerita film yang padu dan detail.
Baca Juga: Sujiwo Tejo Terkesan dengan Kalimat Ini di Film 'Mangkujiwo 2'
"Memang ini absen dua tahun saya. Berkecimpung di dunia perfilman setelah pandemi kerjasama sama Pak Amrit (Co-Producer) dan Multivision Plus. Aku berasa ini jalannya Tuhan. Penawaran Pak Amrit bilang ini akan dibuat kedua itu beban sebenarnya. Karena itu tanggung jawab yang besar dari ekspektasi Mangkujiwo pertama, disitu kita bener-bener perang ide dan perang argumen," ungkap Azhar Kinoi Lubis di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan baru-baru ini.
Co-Produscer Amrit Punjabi mengonfirmasi pernyataan dari Kinoi, dia mengatakan bahwa timnya membaca ribuan review dari para fans dan melakukan debat panjang juga riset.
"Kita review ribuan (teori fans) dan kita duduk di ruangan baca berulang-ulang, berdiskusi bersama-sama. Karena fans kita punya theory masing-masing, research dan perdebatannya panjang tapi so far kita happy sama hasilnya," jelas Amrit Punjabi.
Baca Juga: Perankan Karakter Utama di 'Mangkujiwo 2', Yasamin Jasem Ditantang Belajar Dialek Jawa
Dia menambahkan bahwa tim sineas sempat membuat tim bernama 'Pusat Studi Kuntilanak'. Tim ini berperan untuk merancang ide dan mematangkan konsep di film Mangkujiwo 2.
"Ini semua gak akan terjadi tanpa Pusat Studi Kuntilanak, ini dimulai dari pertama kali kita buat cerita kuntilanak satu. Itu sudah mulai, tapi itu lebih gampang karena kita buat cerita dari sesuatu yang sudah terjadi," kata Amrit Punjabi.
"Membuat cerita ke depan lebih gampang karena kita ada yang sebelumnya, tapi Mangkujiwo lebih ribet lagi karena kita harus lihat ke belakangnya, asal mulanya. Gak boleh dari semua kejadian itu bertolak belakang sama 6 film ke belakang," tandasnya.
